Wearable Sensors merupakan sebuah
perangkat yang bisa dikenakan dipergelangantangan, dikerahkemeja, di sol
sepatu, hingga dipakai sebagai kacamata.
Wearable Sensors merupakan alat yang berguna untuk memonitor
suhu tubuh (sebagai indikator keefektifan termoregulasi), memonitor
denyut jantung (menunjukkan indeks fungsi jantung dan kondisi stress
pada bayi), memonitor Frekuensi pernafasan (seperti untuk mengevaluasi
kejadian apnea berulang), memonitor persentase hemoglobin yang diikat
oleh oksigen (SpO2), dan sebagai elektrokardiogram (ECG).
Penggunaan Alat Sensor Berupa Sabuk (Biobelt) Lembut yang Terbuat dari Serat Bambu.
Biobelt ini merupakan alat yang terbuat dari serat bambu yang sangat
lembut. Sensor suhu tubuh berukuran kecil dimasukkan dalam alat ini.
Sensor terletak diatas hepar untukmenyediakan pengukuran suhu tubuh yang
optimal. Sensor suhu tubuh ini dibungkus dengan bahan katun yang lembut
untuk membatasi pengaruh lingkungan (misalnya suhu ruangan) dalam
pengukuran suhu.
Penggunaan Alat Sensor Berupa “Smart Jacket”
Smart Jacket didesain untuk melakukan monitoring
vital sign secara kontinyu ketika bayi berada didalam incubator ataupun
diluar incubator selama kangaroo mother care. Jaket ini terbuka pada bagian depan dan terdapat pembuka pada bagian belakang dan topi, dengan tujuan untuk memfasilitasi skin-on-skin contact, foto
terapi dan observasi medis. Topi terdiri dari pelindung mata dan ruang
untuk menempatkan sensor. Bayi memakai jaket yang terdiri dari 6 (enam)
elektrode konduktif yang dapat menangkap sinyal biopotensial pada posisi
yang berbeda.
Kelebihan penggunaan Wearable Sensors
1. Penggunaan alat sensor berupa sabuk (biobelt) lembut yang terbuat dari serat bambu
- Menggunakan serat bambu yang lembut
- Memonitor bayi baru lahir dengan akurasi sensor 0,1 derajat celcius
- Aman dan nyaman serta memungkinkan bayi premature untuk bernafas dengan bebas
2. Penggunaanalat sensor berupa “Smart Jacket”
- Smart Jacket didesain untuk melakukan monitoring vital sign secara kontinyu ketika bayi berada didalam incubator ataupun diluar incubator selama kangaroo mother care.
- Jaket ini terbuka pada bagian depan dan terdapat pembuka pada bagian belakang dan topi, dengan tujuan untuk memfasilitasi skin-on-skin contact, fototerapi, dan observasi medis. Topi terdiri dari pelindung mata dan ruang untuk menempatkan sensor.
Kekurangan penggunaan Wearable Sensors
- Teknologi wearable sensor hanya sebatas untuk pengkajian sebagai data penunjang, dan belum dapat menyimpan beberapa pendokumentasian yang dibutuhkan seperti diagnose keperawatan, intervensi, implementasi, serta evaluasi.
- Menimbulkan resiko dekubitus.
Pemasangan sensor dapat menimbulkan iritasi pada kulit berupa
kemerahan jika sensor tidak dipindah dalam jangka waktu yang sangat
lama, karena kulit akan terlilit oleh kain dan tidak mendapatkan oksigen
secara adekuat.
Peran perawat
Pentingnya peran perawat dalam teknologi kesehatan ini adalah sebagai care giver atau pemberi asuhan keperawatan.
Tindakan perawat sebagai care giver diruangan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dengan adanya alat sensor berupa sabuk (biobelt) dan alat sensor berupa “smart jacket” adalah
selalu memonitor hasil rekaman yang dihasilkan oleh bayi melalui sensor
dilayar monitor, mengecek sabuk atau jaket yang digunakan bayi mungkin
saja sensor bergeser dari tempatnya dan memberikan asuhan
keperawatan lain yang menunjang kesembuhan bayi.
Implikasi bagi perkembangan keperawatan pediatric, khususnya bagian perinatologi, diharapkan prinsip-prinsip atraumatic care dapat
diterapkan di unit perawatan intensif, bukan hanya pada
tindakan-tindakan invasive, tetapi pada prosedur terkait pemasangan alat
untuk monitoring tanda vital.
sumber : http://ptdknurse.wordpress.com/2014/05/13/wearable-sensors/#more-49
sumber : http://ptdknurse.wordpress.com/2014/05/13/wearable-sensors/#more-49
Tidak ada komentar:
Write komentar