Gravea & Cococran,1989 mendefinisikan Sistem Informasi
Keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu
keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses
pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan.
Dari pengertian ini menjadi cukup jelas bagi kita sebagai rujukan
atau panduan dalam penyusunan SIM Keperawatan. Setidaknya ada tiga ilmu
yang dikombinasikan, yaitu ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu
keperawatan. Apakah dengan ketiga ilmu itu dapat dikuasi oleh satu
orang, jawabnya bisa ya, bisa juga tidak. Kalau toh bisa maka sangat
sulit untuk mencapai pengembangan ke arah yang sempurna. Kalau jawabnya
tidak, maka perlu dicarikan solusi agar pengembangan sistem informasi
keperawatan mengarah kesempurnaan.
Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan membuat sebuah team
dengan latar belakang keilmuan masing-masing, yaitu satu atau dua orang
menguasai ilmu komputer (progremer), satu atau dua orang menguasai ilmu
informasi dan satu atau dua orang menguasai ilmu keperawatan. Team
inilah yang diharapkan dapat menyusun SIM Keperawatan dengan baik.
Aspek berikutnya adalah bahwa Sistem Informasi Keperawatan disusun
untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi dan
pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan
keperawatan. Artinya SIM Keperawatan disusun untuk memudahkan
pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan. Dan tujuan ini adalah tujuan
paling dasar dalam pemanfaatan teknologi informasi/komputer. Sehingga,
pemanfaatan teknologi informasi/komputer harus menjamin sebuah pekerjaan
menjadi lebih mudah, bukan malah menjadi sulit. Dengan tujuan ini, maka
sistem yang telah disusun sebagus apapun, haruslah teruji di lapangan
sampai user memberikan tanggapan “sistem ini mudah diaplikasikan” atau
dikenal dengan user friendly.
Hal berikutnya menurut pengertian di atas, aplikasi/system harus
mampu memberikan informasi yang bermanfaat bagi manajemen. Mengacu pada
pengertian ini, maka SIM Keperawatan bukan hanya sekedar mengganti
dokumen manual menjadi terkomputerisasi, tetapi lebih dari itu. Sebagai
sebuah contoh, system harus mampu memfasilitasi untuk memunculkan
evidance base keperawatan. Mampu menampilkan laporan-laporan yang dapat
dijadikan rujukan akontabilitas perawat, kinerja perawat, performa
perawat, kompetensi perawat dll. Dengan informasi yang didapatkan itu,
diharapkan pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh manajemen
keperawatan memiliki dasar yang kuat karena berdasar data yang ada di
lapangan.
Contoh kasus :
Dalam SIM Keperawatan didapatkan data bahwa selama kurun waktu satu tahun (2011), didapatkan masalah keperawatan tertinggi yang didapatkan di sebuah rumah sakit adalah nyeri akut
sejumlah 32.111 pasien. Dengan data ini, maka manajemen keperawatan
dapat mengeluarkan kebijakan “seluruh perawat harus tahu dan paham
masalah nyeri akut beserta intervensi untuk nyeri akut baik mandiri
maupun kolaborasi”.
Data ini pula yang dapat dijadkan sebagai acuan untuk kompetensi
perawat. Perawat harus mendapatkan CBT (Competence Base Training)
tentang manajemen nyeri, tindakan perawat yang mendukung manajemen
nyeri, therapi farmakologi untuk nyeri dll. Setelah semua diberikan
dalam CBT, maka lakukan asesmen kompetensi kepada seluruh perawat
tentang manajemen nyeri.
SIM Keperawatan seperti inilah yang kami anggap sebagai sesuatu yang
ideal menurut pengertian di atas. Bahkan bukan hanya itu, pengertian di
atas juga mempersaratkan bahwa pengetahuan yang digunakan untuk
mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan dapat dikembangkan melalui
sistem ini. Dengan evidance base yang dihasilkan, sangat mungkin akan
memicu penelitian berikutnya, sehingga sistem informasi memberikan
kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan perawat.
sumber : http://nursinginformatic.wordpress.com/2012/06/10/mendesain-sim-keperawatan/
Selasa, 18 November 2014
Mendesain SIM Keperawatan (bag 1)
About masrhink
Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Labels
- Akuntansi
- Barcode
- Bridging Sistem
- Care2x
- Clinical Pathway
- Computed Radiography
- CPR
- depkes
- DICOM
- Digital Imaging dan Communications in Medicine
- Digital Radiography
- E-HEALTH
- EHR
- elecyronic health card
- EMR
- File DICOM
- fingerprint
- GNU Health
- GNU/Linux dalam Kedokteran
- GNUMed
- GOS
- Health Informatics – Diagnosis Related Groups (DRG)
- HIS
- Hospital
- hospital information system
- ICD
- ICP
- ICU
- IEHRS
- Integrated Care Pathway
- International Code of Disease
- Kebidanan
- kedokteran
- klinik
- Konsultasi Email Pasien-Dokter
- linux
- Medical Record
- Mendesain Sistem Keperawatan
- Mesin Antrian
- Obat
- open source
- openeyes
- OpenMRS
- PACS
- Pengertian DICOM
- Picture Archieving And Communication Service
- PIO
- QR Code
- RADIO FREQUENCY IDENTIIFICATION
- Radiology Information System
- Rekam Medis
- Rev. 6
- RFID
- RIS
- Rumah Sakit
- SIM Keperawatan dan RM Terintegrasi
- SIMKES
- SIMO
- SIMRS
- SIMRS era BPJS
- SIRS
- Sistem Informasi
- Sistem Informasi Manajemen Kesehatan
- Sistem Informasi RS Terintegrasi
- Sistem Informasi Rumah Sakit
- Sistem Pendokumentasian Elektronik
- smart card
- Teknologi Informasi
- Wearable Sensor
- WHO
Tidak ada komentar:
Write komentar