Manajemen adalah suatu rentetan langkah yang terpadu yang
mengembangkan suatu organisasi sebagai suatu sistem yang bersifat
sosio-ekonomis-teknis. Sosio berarti menunjukkan peran penting manusia
dalam menggerakkan seluruh sistem organisasi. Ekonomi berarti kegiatan
dalam sistem organisasi ini bertujuan memenuhi kebutuhan hakiki manusia.
Teknis berarti dalm kegiatan ini digunakan alat dan cara tertentu
secara sistematis (Kadarman dan Udaya 1993).
Difinisi rumah sakit ialah institusi (fasilitas) yang menyediakan
pelayanan pasien rawat inap. American Hospital Association di tahun 1978
menyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu institusi yang fungsi
utamanya ialah memberikan pelayanan kepada pasien diagnostik dan
terapeutik untuk berbagai penyakit dan masalah kesehatan, baik yang
bersifat bedah maupun non bedah.
Sumarni dan Suprihanto (1993) menyatakan bahwa SIM (Sistem Informasi
Manajemen) adalah sistem manusia atau mesin yang terpadu, untuk
menyajikan informasi, guna mendukung fungsi operasi manajemen dan
pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.
Pelayanan rumah sakit mengandalkan informasi secara intensif.
Informasi memainkan peranan vital dalam pengambilan keputusan. Sistem
informasi dapat digunakan sebagai sarana strategis untuk memberikan
pelayanan yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan. Pelanggan rumah
sakit dapat berupa pelanggan internal dan juga eksternal. Pelanggan
internal adalah pemilik, pemimpin dan seluruh karyawan rumah sakit itu
sendiri. Pelanggan eksternal dapat mulai pasien, keluarganya, rekanan
pemasok dan juga masyarakat luas. Hario Kusnanto dalam makalahnya yang
disampaikan pada Kongres PERSI VII 1996 menyatakan bahwa sistem
informasi rumah sakit amat berperan dalam memadukan berbagai kepentingan
dari berbagai pelanggan rumah sakit. SIM (Sistem Informasi Manajemen)
rumah sakit dapat berfungsi memadukan kepentingan pelanggan dalam derap
bersama mencapai visi dan misi rumah sakit. Informasi merupakan sarana
potensial untuk memberdayakan pelanggan internal dan eksternal suatu
rumah sakit.
Rowland dan Rowland (1984 ) menyebutkan bahwa peran SIM dirumah sakit
dapat pada funsi medikal maupun pada fungsi bisnis. Untuk setiap
fungsi, SIM dapat berperan baik dalam sistem transaksi, perencanaan
operaional, sistem pengawasan serta perencanaan strstegis. Dengan bahasa
yang agak berbeda, J.R. Griffith juga mengemukakan bahwa perkembangan
SIM di rumah sakit dapat mencakup care related system dan management related system.
Bambang Hartono menyampaikan bahwa belum banyak dijumpai informasi
tentang mutu pelayanan rumah sakit di negara kita. Hal ini terjadi
karena di rumah sakit ternyata masih kurang diperhatikan konsep mutu itu
sendiri, masih kurang seriusnya pengelolaan sistem informasi manajemen
serta belum banyaknya dibuat standar mutu pelayanan di rumah sakit. Ada
tiga pendekatan untuk mendapatkan indikator mutu pelayanan rumah sakit,
yaitu pendekatan struktural, prosedural dan pendekatan dampak.
Rekam medis sebagai salah satu bentuk SIM RS berperan penting dalam
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dalam beberapa aspek, sebagai
berikut : a) Aspek administratif, b) Aspek hukum, c) Aspek keuangan, d)
Aspek riset dan edukasi, e) Aspek dokumentasi.
Hari Kusnanto menyampaikan beberapa alasan mengapa SIM RS belum
berkembang pesat, antara lain : a) konsep ekonomi informasi kesehatan
belum dirumuskan secara jelas, b) manajer belum betul – betul memahami
perlunya SIM RS, c) keasingan terhadap teknologi informasi, d) kesulitan
dalam menghadapi perubahan budaya dan perilaku dengan diterapkannya SIM
RS, e) kurangnya saling pengertian antara klinisi, manajer dan
pengelola SIM RS.
J.R. Griffith menyatakan bahwa SIM RS amat berperan dalam akuntansi
manajemen dan juga audit medik. Akuntansi manajemen meliputi : a)
penagihan pembayaran pasien, b) pembayaran gaji dan insentif sesuai
baban kerja, c) pemesanan logistik rumah sakit, d) pengurusan dengan
pihak ketiga dalam asuransi, e) perencanaan keuangan. Dalam audik medik,
SIM RS amat diperlukan mengingat terjadinya tiga hal penting di rumah
sakit :
- Teknologi kedokteran kini makin berkembang, makin kompleks, makin kuat, makin punya resiko bahaya dan makin mahal, karena itu memerlukan pengawasan yang ketat.
- Teknologi sistem informasi pun kian canggih sehingga memungkinkan melakukan pengawasan ketat dengan biaya yang wajar.
- Situasi lingkungan yang mengharuskan pelayanan kesehatan di rumah sakit dilakukan seefektif dan seefisien mungkin.
Pelayanan sistem informasi dirumah sakit tentu juga harus dinilai
secara berkala. Beberapa hal yang patut dapat perhatian adalah ada
tidaknya keterlambatan dalam pelayanan, bagaimana kepuasan pengguna jasa
SIM RS di dalam rumah sakit itu sendiri, bagaimana pendapat konsultan
luar terdapat jalannya SIM RS, beberapa besar biaya yang dihabiskan
dibandingkan dengan penghematan yang didapat serta evaluasi umumnya
terdapat rencana pengembangan yang ada.
Sumber : http://validconsulting.wordpress.com/2012/11/20/peran-sim-di-rumah-sakit/
Tidak ada komentar:
Write komentar