Selasa, 18 November 2014

WEARABLE SENSORS

Wearable Sensors merupakan sebuah perangkat yang bisa dikenakan dipergelangantangan, dikerahkemeja, di sol sepatu, hingga dipakai sebagai kacamata.
Wearable Sensors merupakan alat yang berguna untuk memonitor suhu tubuh (sebagai indikator keefektifan termoregulasi), memonitor denyut jantung (menunjukkan indeks fungsi jantung dan kondisi stress pada bayi), memonitor Frekuensi pernafasan (seperti untuk mengevaluasi kejadian apnea berulang), memonitor persentase hemoglobin yang diikat oleh oksigen (SpO2), dan sebagai elektrokardiogram (ECG).
Penggunaan Alat Sensor Berupa Sabuk (Biobelt) Lembut yang Terbuat dari Serat Bambu.
Biobelt ini merupakan alat yang terbuat dari serat bambu yang sangat lembut. Sensor suhu tubuh berukuran kecil dimasukkan dalam alat ini. Sensor terletak diatas hepar untukmenyediakan pengukuran suhu tubuh yang optimal. Sensor suhu tubuh ini dibungkus dengan bahan katun yang lembut untuk membatasi pengaruh lingkungan (misalnya suhu ruangan) dalam pengukuran suhu.
Penggunaan Alat Sensor BerupaSmart Jacket”
  Smart Jacket didesain untuk melakukan monitoring vital sign secara kontinyu ketika bayi berada didalam incubator ataupun diluar incubator selama kangaroo mother care. Jaket ini terbuka pada bagian depan dan terdapat pembuka pada bagian belakang dan topi, dengan tujuan untuk memfasilitasi skin-on-skin contact, foto terapi dan observasi medis. Topi terdiri dari pelindung mata dan ruang untuk menempatkan sensor. Bayi memakai jaket yang terdiri dari 6 (enam) elektrode konduktif yang dapat menangkap sinyal biopotensial pada posisi yang berbeda.
Kelebihan penggunaan Wearable Sensors
1. Penggunaan alat sensor berupa sabuk (biobelt) lembut yang terbuat dari serat bambu
  • —Menggunakan serat bambu yang lembut
  • —Memonitor bayi baru lahir dengan akurasi sensor 0,1 derajat celcius
  • —Aman dan nyaman serta memungkinkan bayi premature untuk bernafas dengan bebas
2. Penggunaanalat sensor berupaSmart Jacket
  • Smart Jacket didesain untuk melakukan monitoring vital sign secara kontinyu ketika bayi berada didalam incubator ataupun diluar incubator selama kangaroo mother care.
  • —Jaket ini terbuka pada bagian depan dan terdapat pembuka pada bagian belakang dan topi, dengan tujuan untuk memfasilitasi skin-on-skin contact, fototerapi, dan observasi medis. Topi terdiri dari pelindung mata dan ruang untuk menempatkan sensor.
Kekurangan penggunaan Wearable Sensors
  • —Teknologi wearable sensor hanya sebatas untuk pengkajian sebagai data penunjang, dan belum dapat menyimpan beberapa pendokumentasian yang dibutuhkan seperti diagnose keperawatan, intervensi, implementasi, serta evaluasi.
  • ——Menimbulkan resiko dekubitus.
Pemasangan sensor dapat menimbulkan iritasi pada kulit berupa kemerahan jika sensor tidak dipindah dalam jangka waktu yang sangat lama, karena kulit akan terlilit oleh kain dan tidak mendapatkan oksigen secara adekuat.
Peran perawat
—Pentingnya peran perawat dalam teknologi kesehatan ini adalah sebagai care giver atau pemberi asuhan keperawatan.
—Tindakan perawat sebagai care giver diruangan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dengan adanya alat sensor berupa sabuk (biobelt) dan alat sensor berupa “smart jacket” adalah selalu memonitor hasil rekaman yang dihasilkan oleh bayi melalui sensor dilayar monitor, mengecek sabuk atau jaket yang digunakan bayi mungkin saja sensor bergeser   dari   tempatnya   dan   memberikan   asuhan   keperawatan   lain   yang menunjang kesembuhan bayi.
——Implikasi bagi perkembangan keperawatan pediatric, khususnya bagian perinatologi, diharapkan prinsip-prinsip atraumatic care dapat diterapkan di unit perawatan intensif, bukan hanya pada tindakan-tindakan invasive, tetapi pada prosedur terkait pemasangan alat untuk monitoring tanda vital.

sumber : http://ptdknurse.wordpress.com/2014/05/13/wearable-sensors/#more-49

Tidak ada komentar:
Write komentar