Selasa, 18 November 2014

Indikator Keberhasilan Bridging System

Sistem Informasi Rumah Sakit atau (SIRS) yang diterapkan dengan metode Bridging System terdiri dari Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit  atau (SIMRS) dan beberapa sistem atau subsistem rumah sakit yang bertujuan memudahkan para manajemen rumah sakit untuk mencapai Visi/Misi dan tujuan.
Angan angan para menejemen rumah sakit yaitu memberikan pelayanan khususnya bidang perumasakitan yang bermutu, berkualitas serta melakukan pengendalian biaya pelyanan secara efisien dan optimal. Baik pelayanan yang bermutu yang dapat ditinjau dari berbagai aspek (Pasien,Pemilik,Penanggung,Penyelenggara/Dokter,manajemen) ataupun pengendalian biaya yang ditinjau dari aspek pasien, manajemen, penanggung, pemilik , haruslah didukung dengan sistem informasi  yang andal 
Suatu SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) yang andal seharusnya:
Mendukung semua bisnis proses dari rumah sakit tersebut .
Pasien mudah mendapatkan informasi , baik diloket pelayanan, media jaringan computer atau di internet.
Mudah diaplikasikan, Single Data Entry, Aman dan akurat dalam penyimpanan .
Efisien dalam hal tenaga, biaya dan waktu , bila perlu paper less
Efektif mencegah terjadinya potensi permasalahan : Lonjakan antrian pasien, Pengaturan ruang perawatan, Moral Hazard Pelangan eksternal maupun internal .
Dinamis dan fleksibel, dapat mengantisipasi perubahan.
Erly Worning System untuk berbagai indikator-indikator.
Bisnis proses yang didukung oleh Aplikasi SIRS
Beberapa rumah sakit telah menerapkan system kendali mutu atau prosedur mutu dalam pelaksanaan operasional rumah sakit, baik yang sertifikasi maupun non sertifikasi.
Prosedur mutu sangat fleksibel dan mudah diaplikasikan namun membutuhkan satu tenaga Manager Representative yang independen.
Uraian bisnis proses secara rinci dibuat dalam standar operasional prosedur dan masing masing SOP yang bisa saja mempunyai beberapa catatan instruksi
Semua SOP dituangkan dalam lembar eProsedur Mutu  dan dikendalikan (Terkendali oleh aplikasi)  sehingga apabila dalam pelaksanaan nya terjadi ketidak sesuaian maka modul EWS memberikan signal/peringatan dan selanjutnya oleh Manager Representative membuatkan tindakan koreksi sekaligus membuatkan tindakan pencegahannya.
Bisnis proses yang dituangkan dalam SOP tersebut dievaluasi minimal 2 kali setahun dan mutlak dilakukan pengembangan.
Cara pembuatan SOP
SOP haruslah dibuat dengan sangat mudah dan jelas misalnya dalam “Prosedur Mutu Registrasi” terdapat catatan Instruksi Memeriksa dokumen Pasien , diawali dengan Pasien datang kerumah sakit dan diterima oleh petugas (Periksa kelengkapan dokumen, lengkap proses lanjut tetapi tidak lengkap jangan pasien ditolak tetapi disarankan keluarganya yang melengkapi), apabila ada pernyataan keluarga akan melengkapi maka proses dilanjutkan dan pada aplikasi tercatat sebagai “Pasien dengan dokumen tidak lengkap”, dan seterusnya…seterusnya..sehingga dimana-mana data pasien tersut telah dilabel “Pasien dengan dokumen tidak lengkap”
Dampak apabila pasien ditolak seperti kondisi tersebut diatas yaitu pasien bisa sanya menyebarluaskan informasi jelek tentang pelayanan rumah sakit, dampaknya tergantung  cara menyebarluaskan informasi , terlebih lagi kalau pasien meninggal dunia , bisa-bisa lembaga dunia memberikan tanggapan.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana kalau pasien dengan label tersebut perlu penanganan medis dengan biaya mahal, maka perlu dibuat “Prosedur Pelayanan Medik pada pasien dengan label tersebut”, lihat semua aturan atau kebijakan yang berlaku.
Informasi dalam Sistem Informasi Rumah Sakit
Sasaran utama informasi tentang rumah sakit yaitu kepada pengguna dalam hal ini masyarakat. Umumnya kebutuhan masyarakat tentang hal rumah sakit yaitu “Mutu Pelayanan” (baca aspek pasien…red) harapan dari mereka yaitu apakah bisa sembuh kalau berobat atau apakah pemeliharaan kesehatan yang diberikan cukup berkualitas, kedua tentang “Biaya”, adakah informasi tentang biaya yang jelas dan pasti, karena sampai saat ini posisi pasien berada di “Ketidak tahuan tentang biaya pelayanan dirumah sakit”
Single data entry dalam SIRS
Dimaksukan agar perekaman data baik data pelanggan/pasien maupun data /informasi lainnya yang berkaitan dengan operasional rumah sakit di inputkan hanya sekali saja. Hal ini dapat diperoleh dengan menetapkan satu kata kunci agar data tidak terduplikasi atau tidak kehilangan makna.
Data Aman dan Akurat
Pada waktu data tersebut di akses kembali tidak berubah artinya yang ada hanya penambahan data dan data tersebut tidak terlepas dari data induknya.
Sewaktu data di nonaktifkan tidak hilang dan sewaktu waktu dapat di reproduksi dan tidak berubah.
Semua item data mempunyai arti dan terkait satu sama lainnya, artinya tidak ada satupun data yang berdiri sendiri.
Tidak ada satu item data yang mempunyai arti/ nomenklatur yang berbeda.
Secara fisik data tersebut aman dalam arti seluas-luasnya, bebas dari ancaman kerusakan / kehilangan. Kalaupun terjadi hal tersebut .dapat diproduksi kembali dari salinan yang dibuat secara mirroring.
Ciri khas suatu aplikasi yang baik yaitu tidak ada proses perubahan data atau penghapusan data. dan untuk menghindari kesalahan operator (Human Error), maka proses input data diminimalisasi dengan penggunahan item pilihan yang telah di tetapkan.
SIRS yang Efisien
Suatu ciri khas sistem yang baik dan dinamis yaitu dapat mengantisipasi perubahan, dalam arti perubahan (bisnis proses) yang terjadi tidak menyebabkan adanya penambahan sumber daya. bila perlu beberapa kegiatan yang selama ini dapat menyerap sumber daya yang cukub besar, dan dengan pemanfaatan aplikasi , justru dapat diminimalisasi bila perlu diambil alih seluruhnya oleh aplikasi.Lain halnya dalam pemeliharaan peningkatan atau pengembangan kinerja Software memang perlu adanya persiapan /perencanaan angaran yang pasti.
Antisipasi Potensi Permasalahan
Suatu Aplikasi SIRS yang andal apabila dapat mengantisipasi adanya perubahan dalam SOP , Kebijakan, peraturan-peraturan atau adanya pengembangan subsistem dalam rumah sakit.
Berikut ini saya akan menampilkan beberapa perubahan terbanyak yang seharusnya terjadi/ tidak dapat dihindari (karena perubahan tersebut dapat meningkatkan citra rumah sakit) , tetapi dapat menimbulkan permasalahan pada Aplikasi SIRS (asumsi telah mempunyai Aplikasi SIRS/SIMRS):
  1. Pelayanan Registrasi yang awalnya registrasi hanya diloket kemudian dikembangkan menjadi registrasi dibeberapa tempat atau registrasi online. 
  2. Pelayanan obat rawat inap yang awalnya menggunakan sistem peresepan berubah menjadi penggunaan CPO (catatan pemberian obat) pada ODDD atau OUDD
  3. Perubahan tarif pelayanan maupun pola tarif.
  4. Peningkatan status klas/tingkat rumah sakit maupun adanya akreditasi rumah sakit
  5. Adanya Aplikasi pihak ketiga misalnya dari pemasok BAKHP/KSO atau Penjamin.
  6. Perubahan monitoring dan evaluasi indikator kinerja rumah sakit
  7. Penerapan ISO terakreditasi atau atau pengembangan standar pelayanan internasional lainya
  8. Penataan catatan medik dan data pelanggan
  9. Pengendalian Fraud atau Abuse dari aspek rumah sakit, pelanggan atau penjamin
  10. Perubahan pengukuran kinerja /pengganjian pegawai/karyawan
dan lain-lain perubahan atau pengembangan medical pathway’s atau pengembangan subsistem lainya misalnya jenjang pendidikan, kepangkatan , prestasi.
Perubahan SIRS
Suatu aplikasi yang baik yaitu apabila ada perubahan yang dituntut demi untuk meningkatkan citra suatu unit kerja , tidak perlu dilakukan perubahan dalam aplikasi itu sendiri. Artinya aplikasi tersebut sangat fleksibel. sebagai satu contoh dalam penetapan suatu tarif paket yang terdiri dari pemberian BAKHP, Jasa Medis , Jasa rumah sakit dan obat standar rumah sakit. dan dalam perkembangannya pola paket ini harus di urai kembali. dan demikian pula sebaliknya. atau contoh yang lain pada pelayanan rawat inap yang menggunakan pemberian obat secara peresepan dan diubah menjadi cara ODDD atau OUDD. maka suatu aplikasi yang baik tidak perlu ada perubahan pemograman dalam aplikasi.
Apabila Anda sebagai Vendor/pengembang atau sebagai konsultan atau mungkin sebagai manajemen rumah sakit dan terlibat dan menyiapkan waktu apalagi biaya untuk perubahan pemograman . maka saya dapat katakan bahwa aplikasi tersebut termasuk aplikasi Gatek (Gagal teknologi) dan keadaan inilah yang menjadi pemicu utama ketidak puasaan dari user.
EWS (Early Warning System) dalam SIRS
Aplikasi yang terbilang cukup canggih apabila dalam pelaksanaan operasional rutin suatu rumah sakit, aplikasi dapat memberikan signal peringatan pada user bahwa sistem yang sementara berjalan tidak sesuai dengan semesti apakah itu indikator kinerja yang kurang tercapai atau sangat melampau yang tidak sesuai dengan perencanaan. dan lebih baik lagi apabila sekaligus dapat memberikan alternatif pencegahan atau koreksi dalam berbagai tingkat.

Sumber : http://bridgingsystem.wordpress.com/indikator-keberhasilan-bridging-system/

Tidak ada komentar:
Write komentar