Selasa, 18 November 2014

Mendesain SIM Keperawatan (bag 2)

Setelah prinsip dasar mendesan SIM Keperawatan terpenuhi seperti yang saya bicarakan di bagian pertama tulisan ini, langkah berikutnya adalah membuat skema alur/proses SIM Keperawatan yang akan disusun. Ada dua alternatif yang bisa ditempuh dalam menyusun skema proses ini. Skema bisa dibuat dari konsep proses keperawatan atau skema disusun berdasarkan laporan/output yang ingin dihasilkan. Dua-duanya memiliki kekurangan dan kelebihan.
Skema disusun dari proses keperawatan artinya menyusun SIM Keperawatan dimulai dari Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi. Masing-masing langkah proses keperawatan juga dapat dibuat alternatif-alternatif untuk mengakomodasi kebutuhan yang ada di lapangan.
Pengkajian
Dalam menyusun pengkajan apakah dengan system pakar seperti yang kami miliki saat ini atau system hanya akan menyediakan form pengkajian tertutup dan terbuka, tentu sesuai dengan konsep yang kita pahami masing-masing. Karena dua-duanya juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan system pakar adalah system mampu membantu perawat dalam menganalisis data-data pengkajian keperawatan yang sudah di-entry-kan, sampai memunculkan diagnosa keperawatan. Sebagai contoh saat perawat meng-entry-kan data pengkajian sebagai berikut : pasien menyatakan nyeri, respirasi meningkat, pandangan menyempit, posisi analgetik, susah tidur, ada riwayat trauma. Dengan data ini, maka system akan membuat analisis, sehingga mampu memunculkan masalah keperawatan Nyeri Akut.
Konsekuensi dari system ini, kita harus membuat standar sendiri untuk masing-masing diagnosa. Data-data apa saja yang diperlukan untuk memunculkan seluruh Diagnosa Keperawatan yang digunakan harus masuk menjadi database pengkajian keperawatan. Berarti kita sudah bisa membayangkan berapa kata/kalimat yang dimasukan dalam database. ISDA karyanya Bu Intansari Nurjanah mungkin dapat membantu dalam penyusunan database ini.
Berbeda dengan pengkajian yang hanya menyediakan checklist dalam form pengkajian yang tertutup dan terbuka. Jika pilihannya adalah ini, maka kita relatif lebih mudah untuk membuatnya, dan beberapa rumah sakit bahkan sudah memiliki dalam bentuk pengkajian check mark yang berisi list data-data pengkajian dalam format manual (kertas).
Terhadap data yang bersifat individual semisal suhu badan 38′C, tensi 190/90 mmHg, BB 70 kg dll, maka diperlukan form data terbuka. Form ini dapat digunakan untuk memasukan data apa saja yang tidak tersedia di list pengkajian.

sumber : http://nursinginformatic.wordpress.com/2012/06/15/mendesain-sim-keperawatan-bag-2/

Tidak ada komentar:
Write komentar