Sabtu, 22 November 2014

Tips : Bagaimana Memilih SIM Rumah Sakit yang Handal

Memilih aplikasi untuk rumah sakit (SIM RS) ternyata memerlukan kehati-hatian, karena memang di pasaran tersedia banyak sekali, dari yang berharga murah dan bahkan bisa menyicil hingga berharga milyaran.. Oleh karena itu, memilih software SIMRS tidaklah mudah, banyak parameters yang harus diperhatikan agar tidak kecewa karena investasinya pasti mahal. Berikut adalah beberapa tips yang diambil dari berbagai sumber bagaimana memilih SIMRS yang baik :
  1. Pastikan si pengembang sudah berpengalaman minimal implementasi 2 rumah sakit atau lebih.
  2. Pastikan si pengembang bisa mempresentasikan software SIMRSnya yang bisa ngelink
  3. Pastikan SIMRS mendukung multi tarif karena setiap rumah sakit pasti mempunyai multi tarif.
  4. Untuk Farmasi pastikan ada modul pembelian, penjualan, inventory multi gudang, dan pastikan pula SIMRS bisa menentukan multi margin obat dan alkes.
  5. Untuk bagian Marketing pastikan SIMRS bisa membatasi obat yang di-Cover asuransi atau tidak, bisa mengatur tarif sesuai kontrak dengan asuransi, serta multi administrasi.
  6. Pastikan laporan-laporan sudah cukup lengkap.
  7. Pastikan SIMRS support dengan laporan DEPKES RL1-RL6.
  8. Terjaminnya Implementasi Sampai Jalan.
 Berikut beberapa tips guna memilih aplikasi SIMRS yang tepat sehingga investasi, konsumsi waktu dan tenaga tidak sia-sia.
  1. Client Listed, jika vendor telah memiliki beberapa daftar klien yang telah menggunakan aplikasi SIMRS, ini bisa menjadi acuan sebelum menentukan untuk memilih vendor SIMRS.
  2. Ready to Use, pastikan aplikasi SIMRS telah siap pakai dan dapat dikustomisasi selanjutnya jika ada beberapa penambahan maupun pengembangan SIMRS
  3. Demo Screen, pada saat vendor melakukan presentasi, tanyakan juga kepada vendor untuk melakukan demo. Demo tersebut dapat di mulai dari yang sederhana seperti pendaftaran, konsul dokter, pemberian tindakan baik tindakan penunjang medis maupun tindakan medis lainnya. lalu pemberian obat dari apotik kemudian lihat dan cocokan jumlah tagihan pasien.
  4. Staying Power, pastikan vendor SIMRS telah berdiri sedikitnya 5(lima) tahun. lima tahun merupakan waktu yang cukup baik untuk vendor dalam memberikan layanan purna jual, pengembangan yang berkelanjutan, pemahaman akan aplikasi SIMRS semakin matang serta eksistensi vendor tersebut. jangan sampai anda membeli aplikasi SIMRS setelah tahun kedua vendor tersebut telah tutup
  5. Trial Version, jika memungkinkan, minta vendor untuk memberikan trial minimal 3(tiga) bulan. memang diperlukan biaya implementasi khusus pada periode trial, setidaknya meyakinkan anda sebelum memutuskan akan memilih vendor SIMRS.
Kesimpulan:
Ada banyak vendor SIMRS di indonesia, baik yang berasal dari luar negeri maupun lokal tidak  menjamin bahwa aplikasi yang mereka tawarkan adalah yang terbaik. Harga Aplikasi, baik yang mulai dari 75jutaan ± 3 Miliar semuanya memberikan fungsi dasar yang sama. Yang membedakan adalah beberapa fitur tambahan, proses implementasi, kustomisasi, layanan teknis, dan lainnya.


sumber : http://rsud.rejanglebongkab.go.id/tips-bagaimana-memilih-sim-rumah-sakit-yang-handal/

Peran SIM di Rumah Sakit

Manajemen adalah suatu rentetan langkah yang terpadu yang mengembangkan suatu organisasi sebagai suatu sistem yang bersifat sosio-ekonomis-teknis. Sosio berarti menunjukkan peran penting manusia dalam menggerakkan seluruh sistem organisasi. Ekonomi berarti kegiatan dalam sistem organisasi ini bertujuan memenuhi kebutuhan hakiki manusia. Teknis berarti dalm kegiatan ini digunakan alat dan cara tertentu secara sistematis (Kadarman dan Udaya 1993).
 Difinisi rumah sakit ialah institusi (fasilitas) yang menyediakan pelayanan pasien rawat inap. American Hospital Association di tahun 1978 menyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu institusi yang fungsi utamanya ialah memberikan pelayanan kepada pasien diagnostik dan terapeutik untuk berbagai penyakit dan masalah kesehatan, baik yang bersifat bedah maupun non bedah.
Sumarni dan Suprihanto (1993) menyatakan bahwa SIM (Sistem Informasi Manajemen) adalah sistem manusia atau mesin yang terpadu, untuk menyajikan informasi, guna mendukung fungsi operasi manajemen dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.
Pelayanan rumah sakit mengandalkan informasi secara intensif. Informasi memainkan peranan vital dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi dapat digunakan sebagai sarana strategis untuk memberikan pelayanan yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan. Pelanggan rumah sakit dapat berupa pelanggan internal dan juga eksternal. Pelanggan internal adalah pemilik, pemimpin dan seluruh karyawan rumah sakit itu sendiri. Pelanggan eksternal dapat mulai pasien, keluarganya, rekanan pemasok dan juga masyarakat luas. Hario Kusnanto dalam makalahnya yang disampaikan pada Kongres PERSI VII 1996 menyatakan bahwa sistem informasi rumah sakit amat berperan dalam memadukan berbagai kepentingan dari berbagai pelanggan rumah sakit. SIM (Sistem Informasi Manajemen) rumah sakit dapat berfungsi memadukan kepentingan pelanggan dalam derap bersama mencapai visi dan misi rumah sakit. Informasi merupakan sarana potensial untuk memberdayakan pelanggan internal dan eksternal suatu rumah sakit.
Rowland dan Rowland (1984 ) menyebutkan bahwa peran SIM dirumah sakit dapat pada funsi medikal maupun pada fungsi bisnis. Untuk setiap fungsi, SIM dapat berperan baik dalam sistem transaksi, perencanaan operaional, sistem pengawasan serta perencanaan strstegis. Dengan bahasa yang agak berbeda, J.R. Griffith juga mengemukakan bahwa perkembangan SIM di rumah sakit dapat mencakup care related system dan management related system.
Bambang Hartono menyampaikan bahwa belum banyak dijumpai informasi tentang mutu pelayanan rumah sakit di negara kita. Hal ini terjadi karena di rumah sakit ternyata masih kurang diperhatikan konsep mutu itu sendiri, masih kurang seriusnya pengelolaan sistem informasi manajemen serta belum banyaknya dibuat standar mutu pelayanan di rumah sakit. Ada tiga pendekatan untuk mendapatkan indikator mutu pelayanan rumah sakit, yaitu pendekatan struktural, prosedural dan pendekatan dampak.
Rekam medis sebagai salah satu bentuk SIM RS berperan penting dalam peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dalam beberapa aspek, sebagai berikut : a) Aspek administratif, b) Aspek hukum, c) Aspek keuangan, d) Aspek riset dan edukasi, e) Aspek dokumentasi.
Hari Kusnanto menyampaikan beberapa alasan mengapa SIM RS belum berkembang pesat, antara lain : a) konsep ekonomi informasi kesehatan belum dirumuskan secara jelas, b) manajer belum betul – betul memahami perlunya SIM RS, c) keasingan terhadap teknologi informasi, d) kesulitan dalam menghadapi perubahan budaya dan perilaku dengan diterapkannya SIM RS, e) kurangnya saling pengertian antara klinisi, manajer dan pengelola SIM RS.
J.R. Griffith menyatakan bahwa SIM RS amat berperan dalam akuntansi manajemen dan juga audit medik. Akuntansi manajemen meliputi : a) penagihan pembayaran pasien, b) pembayaran gaji dan insentif sesuai baban kerja, c) pemesanan logistik rumah sakit, d) pengurusan dengan pihak ketiga dalam asuransi, e) perencanaan keuangan. Dalam audik medik, SIM RS amat diperlukan mengingat terjadinya tiga hal penting di rumah sakit :
  1. Teknologi kedokteran kini makin berkembang, makin kompleks, makin kuat, makin punya resiko bahaya dan makin mahal, karena itu memerlukan pengawasan yang ketat.
  2. Teknologi sistem informasi pun kian canggih sehingga memungkinkan melakukan pengawasan ketat dengan biaya yang wajar.
  3. Situasi lingkungan yang mengharuskan pelayanan kesehatan di rumah sakit dilakukan seefektif dan seefisien mungkin.
Pelayanan sistem informasi dirumah sakit tentu juga harus dinilai secara berkala. Beberapa hal yang patut dapat perhatian adalah ada tidaknya keterlambatan dalam pelayanan, bagaimana kepuasan pengguna jasa SIM RS di dalam rumah sakit itu sendiri, bagaimana pendapat konsultan luar terdapat jalannya SIM RS, beberapa besar biaya yang dihabiskan dibandingkan dengan penghematan yang didapat serta evaluasi umumnya terdapat rencana pengembangan yang ada.

Sumber : http://validconsulting.wordpress.com/2012/11/20/peran-sim-di-rumah-sakit/

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

Di level manapun didalam organisasi pasti ada keputusan yang harus diambil. Keputusan yang baik selalu mengadalkan informasi yang akurat, tepat dan terkini. Tanpa Informasi tersebut pengambilan keputusan yang diambil hanya berdasarkan intuisi atau perasahaan. Sayangnya untuk mendapatkan informasi yang berkualitas tersebut tidak mudah. Disinilah terlihat jelas peran sebuah sistem yang mampu menghasilkan informasi pada sebuah organisasi. Kalau organisasinya sebuah rumah sakit, kita sebut saja sistem itu adalah Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS).
Solusi yang dijanjikan SIMRS
Banyak solusi yang dijanjikaan oleh SIMRS yang berbasis Tenologi Informasi, diantaranya ;
 Untuk Rumah Sakit :
-      Meningkatkan pelayanan diagnosis dan pengobatan.
-      Memberikan informasi yang presisi dan cepat untuk mengambil keputusan.
-      Meningkatkan efektifitas SDM dan menurunkan beban kerja.
Untuk Dokter :
-      Efisiensi manajemen utilisasi informasi klinikal
-      Tersedianya database untuk pendidikan dan penelitian
-      Membantu mengambil keputusan klinik
-      Meningkatkan proses medik melalui menurunan catatan  dan jam kerja.
-      Meningkatkan perbandingan nurse
Untuk Pasien :
-      Menurunkan waktu tunggu untuk diagnosis dan pengobatan (Registrasi, Pengobatan, Medication, Diagnosis & dll)
-      Meningkatkan kepercayaan pengobatan dan biaya yang ditimbulkan.
-      Pelayanan Klinikal yang lebih baik.
Masalah yang ditimbulkan SIMRS
Janji manis yang ditawarkan SIMRS ternyata banyak menimbulkan masalah. Masalahnya adalah kegagalan dalam membangun dan mengembangkan SIMRS itu sendiri. Dari pengamatan para konsultan IT yang bergerak di bidang SIMRS di Indonesia tidak kurang dari 7 Rumah Sakit baik Negeri maupun suwasta mengalami kegagalan dalam membangun dan mengembangkan SIMRS.
Selain itu ada juga beberapa Rumah Sakit melakukan Outsourcing  SIRS, akibatnya biaya yang ditimbulkan setiap bulan menjadi masalah (Rp.150 juta hingga Rp.200 Juta per bulan). Outsourcing SIMRS akan  menimbulkan ketergantungan yang besar, ini disebabkan didalam SIMRS terdapat proses bisnis. Berbeda dengan kegiatan yang tidak melibatkan proses bisnis, misalnya cleaning service atau satpam.
Pengalaman Pengembang & Faktor Pemeliharaan Aplikasi Mengurangi Kegagalan SIMRS
SIMRS bukan hanya sekedar teknologi informasi, didalamnya terdapat sub-sub sistem lain seperti Prosedur, SDM dan lain-lain. Pengalaman pegembang SIMRS sangat berperan dalam menentukan keberhasilan SIMRS. Hal ini karena Rumah Sakit adalah organisasi yang komplek. Setelah faktor pengembang ada faktor lain yaitu pemeliharaan aplikasi, pemeliharaan aplikasi berbeda dengan pemeliharaan hardware. Pemeliharaan aplikasi merupakan pengembangan yang tiada pernah henti. Kalau pemeliharaan ini diserahkan ke vendor maka akan membuat ketergantungan pada vendor, sudah tentu cost yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Karena itu rumah sakit harus memiliki SDM SIMRS sendiri yang terlatih dan memahami semua kegiatan yang ada di rumah sakit.

Sumber : http://hermanzacharias.wordpress.com/2012/06/27/pengembangan-sistem-informasi-rumah-sakit-simrs/

Jumat, 21 November 2014

Medical Linux

Medical Linux adalah sebuah sistem operasi berbasis linux (xubuntu) yang secara khusus digunakan dalam dunia medis maupun kesehatan. Beberapa koleksi perangkat lunak yang berada dalam sistem operasi tersebut dapat berjalan pada komputer Anda.
Projek Medical Linux pertama kali digagas oleh Dr. Mahmud Ghaznawie dan Fadly Kasim bersama Tim ICT Center Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin kemudian pada pengembangan selanjutnya dilakukan oleh organisasi internal STMIK AKBA yang fokus pada pemanfaatan teknologi open source yakni Unit Kegiatan Mahasiswa Cyber Open Source STMIK AKBA Makassar.



Fitur :

Aeskulap Viewer

Aeskulap
Aeskulap is a medical image viewer.
It is able to load a series of special images stored in the DICOM format for review. Additionally Aeskulap is able to query and fetch DICOM images from archive nodes (also called PACS) over the network.
The goal of this project is to create a full open source replacement for commercially available DICOM viewers. Details

Clinica

Clinica
Simple tool for the desktop to mantain medical records. It is thought to be easy to use and it’s mainly addressed to a single doctor. Details

Cycle

Cycle
Cycle is a calendar program for women. Given a cycle length or statistics for several periods, it can calculate the days until menstruation, the days of “safe” sex, the fertile period, and the days to ovulations, and define the d.o.b. of a child. It allows the user to write notes and helps to supervise the reception of hormonal contraceptive tablets. Details

FreeMedForms

Freemed
FreeMedForms is a multi-user, Open EMR (electronic medical record) manager. It is free and open source. The main objective of FreeMedForms is to create a highly dynamic EMR manager where patient files are defined by a set of XML scripted files. Interoperability and internationalization are main objectives too. Details

FreeDiams

Freediams
FreeDiams prescriber is the result of FreeMedForms prescriber plugins built into a standalone application. FreeDiams is a multi-platform (MacOS, Linux, FreeBSD, Windows), free and open source released under the GPLv3 license.
It is mainly developed by medical doctors and is intended for use by these same professionals. It can be used alone to prescribe and / or test drug interactions within a prescription. It can be linked to any application thanks to its command line parameters

SIMRS yang Handal

Mendukung bisnis proses rumah sakit .
Beberapa rumah sakit telah menerapkan system kendali mutu atau prosedur mutu dalam pelaksanaan
Prosedur mutu sangat fleksibel dan mudah diaplikasikan namun membutuhkan satu tenaga Manager Representative yang independen.
Uraiyan bisnis proses secara rinci dibuat dalam standar operasional prosedur dan masing masing SOP yang bisa saja mempunyai beberapa catatan instruksi
Semua SOP dituangkan dalam lembar eProsedur Mutu  dan dikendalikan (Terkendali oleh aplikasi)  sehingga apabila dalam pelaksanaan nya terjadi ketidak sesuaian maka modul EWS memberikan signal/peringatan dan selanjutnya oleh Manager Representative membuatkan tindakan koreksi sekaligus membuatkan tindakan pencegahannya.
Bisnis proses yang dituangkan dalam SOP tersebut dievaluasi minimal 2 kali setahun dan mutlak dilakukan pengembangan
operasional rumah sakit, baik yang sertifikasi maupun non sertifikasi.
Pasien mudah mendapatkan informasi , baik diloket pelayanan, media jaringan computer atau di internet.
Sasaran utama informasi tentang rumah sakit yaitu kepada pengguna dalam hal ini masyarakat. Umumnya kebutuhan masyarakat tentang hal rumah sakit yaitu “Mutu Pelayanan” (baca aspek pasien…red) harapan dari mereka yaitu apakah bisa sembuh kalau berobat atau apakah pemeliharaan kesehatan yang diberikan cukup berkualitas, kedua tentang “Biaya”, adakah informasi tentang biaya yang jelas dan pasti, karena sampai saat ini posisi pasien berada di “Ketidak tahuan tentang biaya pelayanan dirumah sakit”
Mudah diaplikasikan, Single Data Entry, Aman dalam penyimpanan , data akurat.
Single data entry dalam SIRS dimaksukan agar perekaman data baik data pelanggan/pasien maupun data /informasi lainnya yang berkaitan dengan operasional rumah sakit di inputkan hanya sekali saja. Hal ini dapat diperoleh dengan menetapkan satu kata kunci agar data tidak terduplikasi atau tidak kehilangan makna.
Data Aman dan Akurat dimaksukan :
Pada waktu data tersebut di akses kembali tidak berubah artinya yang ada hanya penambahan data dan data tersebut tidak terlepas dari data induknya.
Sewaktu data di nonaktifkan tidak hilang dan sewaktu waktu dapat di reproduksi dan tidak berubah.
Semua item data mempunyai arti dan terkait satu sama lainnya, artinya tidak ada satupun data yang berdiri sendiri.
Tidak ada satu item data yang mempunyai arti/ nomenklatur yang berbeda.
Secara fisik data tersebut aman dalam arti seluas-luasnya, bebas dari ancaman kerusakan / kehilangan. Kalaupun terjadi hal tersebut .dapat diproduksi kembali dari salinan yang dibuat secara mirroring.
Ciri khas suatu aplikasi yang baik yaitu tidak ada proses perubahan data atau penghapusan data. dan untuk menghindari kesalahan operator (Human Error), maka proses input data diminimalisasi dengan penggunahan item pilihan yang telah di tetapkan.
Efisien dalam hal tenaga, biaya dan waktu , bila perlu paper less
SIRS yang Efisien, Suatu ciri khas sistem yang baik dan dinamis yaitu dapat mengantisipasi perubahan, dalam arti perubahan (bisnis proses) yang terjadi tidak menyebabkan adanya penambahan sumber daya. bila perlu beberapa kegiatan yang selama ini dapat menyerap sumber daya yang cukub besar, dan dengan pemanfaatan aplikasi , justru dapat diminimalisasi bila perlu diambil alih seluruhnya oleh aplikasi.Lain halnya dalam pemeliharaan peningkatan atau pengembangan kinerja Software memang perlu adanya persiapan /perencanaan angaran yang pasti.
Efektif mencegah terjadinya potensi permasalahan : Lonjakan antrian pasien, Pengaturan ruang perawatan, Moral Hazard Pelangan eksternal maupun internal
Potensi Permasalahan SIRS, Suatu Aplikasi SIRS yang andal apabila dapat mengantisipasi adanya perubahan dalam SOP , Kebijakan, peraturan-peraturan atau adanya pengembangan subsistem dalam rumah sakit.
Berikut ini saya akan menampilkan beberapa perubahan terbanyak yang seharusnya terjadi/ tidak dapat dihindari (karena perubahan tersebut dapat meningkatkan citra rumah sakit) , tetapi dapat menimbulkan permasalahan pada Aplikasi SIRS (asumsi telah mempunyai Aplikasi SIRS/SIMRS):
  1. Pelayanan Registrasi yang awalnya registrasi hanya diloket kemudian dikembangkan menjadi registrasi dibeberapa tempat atau registrasi online.
  2. Pelayanan obat rawat inap yang awalnya menggunakan sistem peresepan berubah menjadi penggunaan CPO (catatan pemberian obat) pada ODDD atau OUDD
  3. Perubahan tarif pelayanan maupun pola tarif.
  4. Peningkatan status klas/tingkat rumah sakit maupun adanya akreditasi rumah sakit
  5. Adanya Aplikasi pihak ketiga misalnya dari pemasok BAKHP/KSO atau Penjamin.
  6. Perubahan monitoring dan evaluasi indikator kinerja rumah sakit
  7. Penerapan ISO terakreditasi atau atau pengembangan standar pelayanan internasional lainya
  8. Penataan catatan medik dan data pelanggan
  9. Pengendalian Fraud atau Abuse dari aspek rumah sakit, pelanggan atau penjamin
  10. Perubahan pengukuran kinerja /pengganjian pegawai/karyawan
dan lain-lain perubahan atau pengembangan medical pathway’s atau pengembangan subsistem lainya misalnya jenjang pendidikan, kepangkatan , prestasi.
Dinamis dan fleksibel, dapat mengantisipasi perubahan.
Perubahan SIRS, Suatu aplikasi yang baik yaitu apabila ada perubahan yang dituntut demi untuk meningkatkan citra suatu unit kerja , tidak perlu dilakukan perubahan dalam aplikasi itu sendiri. Artinya aplikasi tersebut sangat fleksibel. sebagai satu contoh dalam penetapan suatu tarif paket yang terdiri dari pemberian BAKHP, Jasa Medis , Jasa rumah sakit dan obat standar rumah sakit. dan dalam perkembangannya pola paket ini harus di urai kembali. dan demikian pula sebaliknya. atau contoh yang lain pada pelayanan rawat inap yang menggunakan pemberian obat secara peresepan dan diubah menjadi cara ODDD atau OUDD. maka suatu aplikasi yang baik tidak perlu ada perubahan pemograman dalam aplikasi.
Apabila Anda sebagai Vendor/pengembang atau sebagai konsultan atau mungkin sebagai manajemen rumah sakit dan terlibat dan menyiapkan waktu apalagi biaya untuk perubahan pemograman . maka saya dapat katakan bahwa aplikasi tersebut termasuk aplikasi Gatek (Gagal teknologi) dan keadaan inilah yang menjadi pemicu utama ketidak puasaan dari user
EWS (Early Warning System) dalam SIRS
Aplikasi yang terbilang cukup canggih apabila dalam pelaksanaan operasional rutin suatu rumah sakit, aplikasi dapat memberikan signal peringatan pada user bahwa sistem yang sementara berjalan tidak sesuai dengan semesti apakah itu indikator kinerja yang kurang tercapai atau sangat melampau yang tidak sesuai dengan perencanaan. dan lebih baik lagi apabila sekaligus dapat memberikan alternatif pencegahan atau koreksi dalam berbagai tingkat.

Sumber : http://inticom.wordpress.com/sirs/

Sistem Informasi Manajemen Obat (SIMO)

SIMO adalah suatu tatanan manusia/peralatan yang menyediakan informasi yang membantu proses manajemen pengelolaan obat. Pengelolaan perbekalan kefarmasian ini biasanya terintegrasi dalam system jaringan teknologi informasi yang didukung oleh piranti lunak atau pemprograman khusus ( soffware ). SIMO dilatarbelakangi oleh perubahan sistem pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan ke arah keterpaduan yang berlandaskan prinsip supply chain management maka diperlukan sistem benchmarking yang berguna dalam menganalisis kinerja berdasarkan indikator – indikator yang ada dan melakukan perbandingan. Benchmarking adalah pola pengukuran dan penilaian kinerja berdasarkan indikator, standar dan perbandingan hasil. Menjamin tersedianya obat yang bermutu dengan jenis dan jumlah yang tepat, tersebar secara merata dan teratur, sehingga akan mempercepat pelayanan kesehatan yang tepat waktu serta memudahkan masyarakat yang membutuhkan. Informasi yang optimal yang diharapkan dari SIMO terdiri dari informasi dasar berbasis masyarakat (community based information)dan informasi dasar berbasis fasilitas pelayanan (facility based information). Pengembangan penggunaan Sistem Informasi dan Manajemen Obat ( SIMO ) sangat dipengaruhi oleh prioritas program dan kegiatan, administrasi yang valid dan akurat, kemampuan sumber daya manusia ( SDM ) yang ada, ketersediaan alokasi dana yang berkesinambungan, dan perangkat teknologi dan sistem jaringan yang memadai. Manfaat SIMO adalah cepatnya pelayanan, akuratnya tindakan yang diterima, mudahnya mendapatkan informasi, kemudahan dan kesederhanaan proses-proses administrasi, perencanaan menjadi terorganisir rapi, memudahkan proses monitoring dan evaluasi, mempermudah dalam proses pengambilan keputusan/kebijakan.

Sumber : http://srisugianto.blogspot.com/

Kamis, 20 November 2014

OpenMRS, Aplikasi Rekam Medis Gratis

Pengelolaan data pasien yang sangat banyak akan menyulitkan ketika dilakukan secara manual sehingga penerapan teknologi menjadi sebuah hal yang penting untuk efektivitas dan efisiensi. Aplikasi rekam medik telah banyak tersedia, baik yang berlisensi ataupun yang tidak berbayar atau gratis. Diantara aplikasi rekam medis yang tidak berbayar adalah OpenMRS.

OpenMRS adalah sebuah rekam medis elektronik perusahaan (enterprise electronic medical record) yang dikembangkan oleh komunitas dan memiliki kode sumber (source code) yang terbuka (open source). Dengan desain open source tersebut, maka OpenMRS dapat dikembangkan sendiri oleh pengguna meskipun tanpa kemampuan pemrograman yang mendalam, namun lebih ditekankan kepada analisis sistem dan pengetahuan medis/klinik.

OpenMRS dibuat dengan struktur basis data konseptual yang tidak tergantung dengan jenis informasi yang ingin ditampilkan atau dikelola, sehingga dapat disesuaikan dengan berbagai kepentingan pengelolaan informasi yang dimiliki oleh pengguna. Selain itu, OpenMRS dapat dikembangkan dengan sistem modular, yang artinya pengembangan dapat dilakukan per modul sesuai dengan kebutuhan. OpenMRS adalah program berbasis web dengan Java sehingga dapat berjalan di berbagai sistem operasi (Aprisa, 2010). (Baca di http://simkes.fk.ugm.ac.id/2010/10/ulas-dan-coba-openmrs-bersama-developer-nyoman-ribeka-di-fiki-2010/).

Aplikasi ini dapat dikembangkan sedemikian rupa oleh pengguna sesuai dengan kebutuhan tanpa harus mengeluarkan dana besar untuk membangun sebuah fasilitas rekam medis elektronik. Yang diperlukan adalah itikad baik, motivasi yang kuat dan kreativitas agar aplikasi ini dapat dikembangkan dan diimplementasikan sesuai kebutuhan pengguna.

Informasi selengkapnya tentang OpenMRS ini dapat dibaca di http://openmrs.org/. 

sumber : http://abhique.blogspot.com/2010/10/openmrs-aplikasi-rekam-medis-gratis.html

GNUMed,Software Open Source untuk Rekam Medik

Gnumed adalah software opensource untuk praktek medis. Jika latihan (atau praktik yang Anda lakukan untuk TI) sangat membutuhkan sistem pencatatan elektronik, dan Anda tidak mau harus mengeluarkan uang anda seluruhnya hanya untuk membeli software proprietary maka GNUMed solusinya, Gnumed mungkin akan menjadi tools yang sempurna untuk Anda .
Gnumed sendiri dikembangkan oleh dokter dan programmer dari seluruh dunia dan telah mendapatkan banyak pujian. Gnumed ini dibagi menjadi klien dan server backend dan dilepaskan untuk kedua platform Linux dan platform Windows. Untuk menggunakan Gnumed Anda harus memiliki Server dan Running. Anda bisa melihat demo Gnumed dengan menghubungkannya ke salah satu database demo publik.
Untuk tujuan pengantar artikel ini , kita akan terhubung ke server demo publik. Dalam artikel ini juga saya akan menguraikan pengaturan server backend untuk Gnumed.
Tahap Instalasi
Untungnya Gnumed Client akan ditemukan dalam repositori distribusi Anda. Jadi untuk menginstal perangkat lunak Anda hanya perlu ikuti langkah berikut:
  • Buka Software Center anda.
  • Cari “gnumed” (tanpa tanda kutip).
  • Pilih hasil untuk instalasi.
  • Klik Apply untuk menginstal.

Setelah terinstal aplikasi dapat dimulai dari Office sub-menu di Menu Aplikasi. Saat pertama kali anda akan disambut oleh jendela koneksi. Pada windows ini anda harus memasukkan identitas agar terhubung ke server.
Namun bagi yang hanya ingin menguji Gnumed maka anda harus menghubungkannya ke server uji publik. Berikut adalah informasi agar anda terhubungkan ke server publik:
Backend: database Gnumed publik
username: any-doc
password: any-doc
Setelah otentikasi berhasil Anda akan disambut dengan layar selamat datang dan memperingatkan Anda bahwa ini adalah database yang dapat diakses publik, setiap data yang Anda tambahkan akan hilang. Setelah Anda OK,Anda akan melihat jendela lain yang mengharuskan Anda untuk mengatur bahasa database. Secara default bahasa akan menjadi “None” dan perlu diatur (untuk demo) untuk “en_US”. Untuk melakukan ini semua yang perlu Anda lakukan adalah klik tombol Set.
Setelah bahasa database diatur jendela utama akan terbuka. Seperti yang Anda lihat, semua pasien yang masuk akan tercantum dalam jendela ini. Dari sini Anda dapat melakukan apa saja yang perlu Anda lakukan.
Mungkin akan ada yang bertanya. Apa yang dapat Anda lakukan dengan Gnumed?
yah fitur GNUMed meliputi:
  • Manajemen Pengangkatan
  • Manajemen Klien
  • Manajemen Staf
  • Catatan Alergi Pasien
  • Mempunyai Bentuk dan huruf.
  • Pesan Masuk
  • Melacak kemajuan pasien.
  • Jurnal Dokter
  • Manajemen Dokumen
  • Informasi obat.
  • Built-in generator laporan.
Notes: Kelemahan nya yang saya temui adalah database publik cukup lambat,Namun jangan khatawtir ini di sebabkan karena menggunakan database publik, karena Gnumed berjalan jauh,jadi bila anda ingin menggunakannya lebih maksimal anda bisa menggunakan backend lokal.
Jadi kesimpulan yang saya dapat setelah menggunakan aplikasi ini adalah Gnumed adalah software opensource yang luar biasa untuk praktek medis. Dengan fitur yang sama persis dengan software proprietary yang sangat mahal, seakan-akan tidak terlihat lagi ini adalah sebuah aplikasi yang opensource dan kita selayaknya memberikan applause dan jempol kepada para dokter dan programmer yang ikut mendevelop aplikasi ini yang rela tidak bayar namun untuk kesejahteraan umat tidak memandang ras ,agama,budaya dll . Kedepannya,Gnumed akan menyiapkan server backend sehingga Anda bisa mulai benar-benar menggunakan Gnumed untuk latihan anda dengan lancar.
Silahkan mencoba aplikasi ini bagi anda yang bekerja ataupun belajar tentang kesehatan terutama yang berkaitan dengan fitur aplikasi ini,mari majukan dunia kesehatan indonesia dengan aplikasi yang opensource demi kepentingan umat yang lebih baik. Jika anda mempunyai saran dan ingin berkonstribusi silahkan sematkan saran anda ke sini
Yang terakhir yang ingin saya ungkapkan adalah software Open source bukan hanya untuk kita-kita anda IT namun ada baiknya semua lapisan masyarakat dapat menggunakan dan merasakan manfaatnya,kalau anda yang tidak memulainya dari sekarang,Siapa lagi? silahkan sebarkan ke teman-teman kalian informasi ini ,ingat satu hal ,mungkin jika anda menyebarkannya anda tidak akan sakit,jatuh miskin,kehilangan rumah dan kehilangann pekerjaan anda namun bila anda tidak menyebarkan maka bangsa ini akan terus begini-begini dari masa ke masa,jutaan atau bahkan milyaran biaya keluar hanya untuk membeli produk proprietary yang seharusnya sudah harus ada alternative lain . 

sumber : http://newbieilmu.wordpress.com/2012/07/08/gnumedsoftware-open-source-untuk-rekam-medik/

Sistem Informasi Rumah Sakit, bukan sekedar solusi teknologi

Beberapa hari yang lalu saya menghadiri presentasi satu perusahaan yang menjelaskan software sistem informasi rumah sakit yang mereka tawarkan. Sekilas terlihat memukau, setidaknya bagi eksekutif yang awam dalam dunia teknologi informasi.

Dalam presentasinya disebutkan betapa aplikasi sistem informasi tersebut mampu  mewujudkan paperless system di rumah sakit sehingga seorang dokter yang memeriksa pasien di poliklinik misalnya, tidak perlu lagi menuliskan resep di kertas dan menyerahkannya ke pasien seperti praktek yang umum. Demikian pula dengan dokumen yang terkait data pasien, cukup dipantau dan di-update melalui layar komputer. Resep yang dibuatkan dokter akan ditulis di layar komputer yang secara otomatis akan meneruskan informasi ini ke apotik dan kasir. Dengan proses ini,  pemasukan rumah sakit dari pembelian obat-obatan diyakini akan meningkat. Soalnya, prosedur seperti diatas akan menggiring pasien untuk membeli obat dari apotik milik rumah sakit.

Otomatisasi ini tentu saja akan memangkas proses peredaran dokumen antara bagian administrasi dan dokter yang biasanya dilakukan dengan bantuan office boy. Kini semuanya akan ditangani oleh komputer.
Jika Anda memiliki asuransi kesehatan tertentu, tidak perlu pusing. Semua akan ditangani di meja kasir yang akan berurusan dengan broker asuransi kesehatan Anda.  Dalam hitungan menit, mereka akan menilai klaim pengobatan (dan laboratorium maupun biaya rawat inap) yang dikirim pihak rumah sakit secara elektronik untuk diberikan persetujuan atau ditolak.
Pasien cukup duduk manis dan bersabar sebelum diminta membayar selisih biaya jika klaimnya lebih besar dari biaya yang ditanggung asuransi.
Itulah antara lain fungsi utama sistem informasi rumah sakit (hospital information system). Memang masih ada fitur-fitur tambahan lainnya seperti interkoneksi dengan unit-unit pendukung lainnya di rumah sakit, seperti ruang operasi, instalasi rawat inap, instalasi gawat darurat, dapur, inventory, kepegawaian hingga manajemen.

Namun kalau melihat realita saat ini, khususnya rumah sakit yang dikelola pemerintah (pusat atau daerah), sistem informasi yang digunakan sebagian besar masih jauh dari ideal. Pasien masih dilayani dengan proses kerja yang manual. Sejak dari pendaftaran hingga pembayaran serta pengambilan obat di apotik, belum ada mata rantai proses yang terintegrasi. Pada beberapa rumah sakit swasta, kondisinya agak berbeda. Rumah sakit swasta yang besar kondisinya sudah jauh lebih baik, prosesnya sudah mulai terintegrasi. Tetapi apakah semua prosesnya sudah terpadu dan bisa dikatakan 100% paperless? Jawabannya, belum.

Kenyataannya semua rumah sakit di Indonesia saat ini belum memiliki sistem informasi yang telah mengintegrasikan semua proses yang ada. Khususnya unit-unit seperti laboratorium darah, X-Ray, CT-Scan dan MRI memiliki peralatan electronic medical records yang masih berdiri sendiri, belum terintegrasi kedalam database hospital information system. Sehingga seorang dokter yang ingin mengetahui hasil pemeriksaan darah atau hasil CT-Scan pasiennya, belum bisa memonitor hasilnya dari layar komputer secara online.

Untuk mengintegrasikan keseluruhan mata rantai proses di rumah sakit jelas dibutuhkan biaya yang tidak sedikit karena implementasinya lebih rumit dibandingkan sistem informasi industri di sektor komersial.
Tapi yang sering paling dilupakan orang adalah aspek non-teknis dari implementasi sebuah sistem, apapun sistem itu. Dalam konteks tersebut ada contoh menarik yang ingin saya angkat dalam tulisan singkat ini.
Beberapa hari lalu saya berobat mata ke salah satu rumah sakit swasta langganan saya di selatan kota Jakarta.

Ketika melapor ke meja Resepsionis,  saya dipersilahkan langsung ke poli mata yang berada di lantai lain. Saya pun menuju ke poli mata dan mendaftar. Kebetulan pasien tidak banyak sehingga saya tidak perlu berlama-lama menunggu. Seusai diperiksa, saya langsung menuju apotik sambil membawa resep obat yang diberikan dokter. Seperti biasa, saya langsung menyodorkan kertas resep ke petugas di loket “penerimaan resep.”
“Bapak silahkan ambil nomor dulu,” ujar staf apotik.
“Oh.. pakai nomornya. Dimana ambil nomornya?” tanya saya agak kaget.
“Ada disana pak,” katanya lagi sambil menunjuk kearah lobi utama rumah sakit.
Saya mengiyakan dan berjalan kearah yang ditunjuknya. Agak bingung juga, dimana lokasi pengambilan nomor yang dimaksud. Akhirnya saya bertanya kepada salah satu staf rumah sakit yang lewat, dimana lokasi pengambilan nomor untuk apotik.
Ternyata lokasinya berada di tengah-tengah lobi, cukup besar. Tadinya saya sangka itu semacam papan pengumuman atau petunjuk biasa, seperti yang umumnya dipajang di perkantoran. Tapi itu adalah layar sentuh “Sistem layanan rumah sakit” (lihat gambar diatas) yang dilengkapi dengan printer mini untuk mencetak resi nomor urut. Jadi pasien yang ingin memperoleh layanan apotek, kasir dan laboratorium mesti mengambil nomor urut terlebih dahulu.
Selesai mengambil resi nomor urut, saya kembali ke staf apotek dan menyerahkan resinya.
Tapi dijawab lagi, “bapak tunggu dipanggil ya, sesuai nomor urutnya.”
Waduh malu juga, saya seperti orang ngga mengerti aturan. Saya lalu melihat ke sekeliling, apa ada papan informasi atau layar yang memberikan informasi nomor urut berapa yang sedang dilayani. Biasanya di counter teller bank ada terpampang layar monitor yang menampilkan nomor antrian yang tengah dilayani. Tapi disini tidak ada. Jadi kita harus pasang kuping baik-baik agar bisa segera maju ke loket penerimaan resep, kalau dipanggil petugas apotek.

Sambil menunggu dipanggil, saya amati dua ibu-ibu yang tertipu seperti saya karena tidak mengambil nomor urut. Sekarang saya bisa sok tau dengan menunjukkan cara mencetak resi nomor urut ke ibu-ibu tersebut.
Selesai urusan di apotik, saya tidak mau membuat ketololan lagi. Saya balik menuju panel sistem layanan rumah sakit dan memencet tombol untuk mengambil resi antrian kasir.

Tampaknya fasilitas layanan kasir jauh lebih baik. Ada 3 loket kasir dan dipojok terpajang layar monitor yang menampilkan nomor urut ketika dipanggil ke loket pembayaran. Ini mirip dengan layanan di bank-bank. Ketika giliran saya dilayani oleh kasir, terdengar seseorang menegur disamping saya. Oh, rupanya salah seorang teman kuliah saya yang menemani anak isterinya berobat. Dia lagi menggerutu karena ditolak sewaktu mau melakukan pembayaran ke kasir, karena belum mengambil nomor antrian. He he …. ternyata teman saya pun mengalami masalah yang sama.
Saya iseng bertanya ke kasir, sudah berapa lama sistem layanan baru ini diterapkan? Dijawab oleh kasir bahwa sistem ini sudah digunakan hampir 2 bulan.
“Apa tidak ada petugas yang melayani dan memberikan penjelasan ke pasien di dekat pintu masuk?” tanya saya lagi.
“Mestinya itu tanggung jawab satpam,” kata sang kasir lagi.
Dalam hati saya bertanya-tanya, kenapa urusan sosialiasi sistem layanan rumah sakit diserahkan ke satpam? Apa karena aspek efisiensi?
Tapi ya itulah apa yang saya alami. Dalam 10 menit menunggu  dan dilayani kasir, ada 2 orang lagi yang terlihat gaptek dan harus dituntun bagaimana cara mengeluarkan nomor antrian. Oh saya salah, bukan gagap teknologi (gaptek), tapi lebih pas disebut gagap prosedur (gappro).

Disini terbukti bahwa implementasi sebuah sistem yang baru bukan melulu soal teknis dan kapabilitas sistem, tapi juga menyangkut sosialisasi agar penggunanya tidak kagok dan merasa lebih nyaman. Dalam konteks rumah sakit, penggunanya mencakup karyawan, dokter dan pasien.

Belakangan saya juga memperoleh informasi bahwa di rumah sakit lain di Jakarta Selatan yang sekitar dua tahun lalu telah menerapkan layanan sistem informasi terpadu (dimana dokter poliklinik langsung menuliskan resep di komputer), kini telah kembali ke proses tradisional, menuliskan resep di kertas.
Lho kok? Ya, rupanya banyak dokter yang merasa kurang nyaman kalau menuliskan resep di layar komputer. Cara tradisionil lebih nyaman, kata teman saya. Lagi pula,  dengan pola itu pasien bisa menebus obat di apotek luar rumah sakit.

Ini satu lagi aspek non-teknis yang tampaknya luput dari perhatian perancang sistem informasi rumah sakit. Implementasi sistem informasi yang benar tidak melulu bicara soal fungsi dan fitur, tapi juga harus peduli dengan kemudahan akses dan kenyamanan penggunanya.

Sumber : http://aswilnazir.com/2012/04/06/sistem-informasi-rumah-sakit-bukan-sekedar-solusi-teknologi/

Daftar Software Sistem Informasi Kesehatan dan Farmasi Gratis

Pentingnya software sistem informasi kesehatan bagi rumah sakit atau puskesmas tidak diragukan lagi. Sistem Informasi jelas dapat meningkatkan kinerja dan manajemen menjadi lebih terorganisir. Tidak terkecuali dalam dunia kesehatan, keberadaannya dalam rumah sakit sangatlah diperlukan baik dalam pencatatan billing, rekam medis hingga data laboratorium. Mengingat pentingnya software sistem informasi kesehatan ini, muncul pertanyaan: kenapa lembaga kesehatan yang lebih kecil seperti Puskesmas, Apotek atau Klinik tidak memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan sistem informasi ini. Karena faktanya banyak sekali aplikasi/ program sistem informasi kesehatan yang bisa didapatkan secara gratis atau cuma-cuma. Sistem informasi kesehatan ini dikembangkan secara open source sehingga siapa saja bisa mengembangkan ulang sistem informasi yang sudah ada dan disesuaikan dengan kebutuhan di masyarakat kita. Selain itu, meskipun sifatnya open source tapi cakupan bidang kerja ternyata sangat luas dan lengkap dari mulai billing, riset klinik, dentistry, kesehatan publik, manajemen rumah sakit, manajemen laboratorium, hingga perawatan ambulan. Untuk lebih lengkapnya, berikut daftar software sistem informasi kesehatan dan farmasi di bawah ini:
Software Riset Klinik
OpenClinica, software ini gratis open source dan berbasis web berguna untuk manajemen data riset klinik. Anda dapat mendapatkannya pada
Situs: http://www.openclinica.org/
Caisis, berguna untuk menjembatani antara riset klinik dan prakteknya dengan identifikasi masalah melalui dokumentasi data pasien
Situs: http://www.caisis.org/
SOFA, Simulation Open Framework Architecture berguna untuk praktek riset untuk membantu mengembangkan algoritma baru dan dapat digunakan juga untuk alat prototype yang efisien.
Situs: http://www.sofa-framework.org/
Aplikasi Kedokteran Gigi
Open Dental, sebelumnya dikenal dengan free dental adalah aplikasi yang dikembangkan secara open source menggunakan pemrograman C# untuk manajemen ahli gigi.
Situs: http://www.opendental.com/
OpenMolar, program manajemen praktek dokter gigi seperti jadwal pertemuan, catatan pasien, billing, rencana perawatan dan lain-lain.
Situs: https://launchpad.net/openmolar
Software Penanggulangan Bencana dan Penyakit
RODS, atau singkatan dari Real-time Outbreak and Disease Surveillance adalah sistem pemantau kesehatan publik yang dikembangkan oleh University of Pittsburg deteksi dini dan penanggulangan wabah / penyakit.
Situs: http://openrods.sourceforge.net/
TriSano™, aplikasi pemantau kesehatan publik dan pencegahannya terhadap penyakit menular, bahaya lingkungan, serangan bioteroris dan lain-lain.
Situs: http://www.trisano.org/
Program Pencatat Sejarah Medis atau Rekam Medis
Ultimate EMR, program pencatar rekam medis yang kaya fitur dan lengkap untuk lembaga medis seperti puskesmas, apotek dan klinik.
Situs: http://www.uemr.com/
ClearHealth, aplikasi penunjang manajemen praktek kedokteran dan EMR yang dilengkapi dengan demography, penjadwalan, catatan lengkap billing, manajeman penyakit dan sebagainya
Situs: http://www.clear-health.com/
MedClipse, program EMR lainnya yang membantu manajemen agenda, billing, manajemen data administratif dan medis, pemberian resep dokter, referal dan lainnya.
Situs: http://www.medclipse.ch/
Program Manajemen Rumah Sakit
Hospital OS, Sistem Informasi Rumah Sakit untuk rumah sakit menengah dengan kira-kira 100-200 tempat tidur
Situs: http://www.hospital-os.com/en
OpenMEDIS, program medis yang simple namun fleksibel dan cukup memenuhi standar untuk mengumpulkan data dan manajemen informasi yang cukup lengkap
Situs: http://sourceforge.net/projects/openmedis/
Eureka, aplikasi yang berguna untuk manajemen shift kerja (pergantian shift kerja).
Situs: http://sourceforge.net/projects/eurekaworkshift/
OpenVista, sistem manajemen rumah sakit yang lengkap dari mulai laboratorium, radiology, Farmasi, Dokumentasi klinik, gizi, CPOE dan lain-lain
Situs: http://openvista.sourceforge.net/
Sistem Informasi Laboratorium
YaNuCa, atau Yet another Nutricion Calculator berbasis web untuk kalkulasi gizi perawatan pasien intensif.
Situs: https://savannah.nongnu.org/projects/yanuca
Bika LIMS, aplikasi ini merupakan aplikasi manajemen lab berbasis web yang lengkap
Situs: http://bika.sourceforge.net/
Sistem Informasi Manajemen Praktik (Dokter)
Elexis Praxisprogramm, program yang mendukung segala aspek praktik dokter seperti EMR, temuan lab, sekaligus akunting dan billing dan pekerjaan harian lainnya.
Situs: http://www.elexis.ch/
TORCH, aplikasi ini didesain berdasarkan “web enabled” EHR yang cocok digunakan bagi praktek perorangan.
Situs: http://sourceforge.net/projects/op-torch/
OpenTAPAS, singkatan dari Technology Assisted Practice Application Suite adalah aplikasi yang khusus dibuat untuk membantu praktek dokter yang sesuai dengan standar HL7.
Situs: http://tap-apps.sourceforge.net/
Masih banyak lagi software sistem manajemen kesehatan lainnya, untuk daftar lebih lengkap bisa dibaca pada Free Medical Software.
sumber : http://blog.finderonly.net/2014/software-sistem-informasi-kesehatan-dan-farmasi.html

HOSPITAL INFORMATION SYSTEM

A.    Pengertian
HIS (Hospital Information System) merupakan sebuah sistem informasi yang digunakan untuk Rumah Sakit. Dimana dalam sistem informasi ini memungkinkan aliran data dari sebuah rumah sakit bisa dilakukan secara elektronis, sehingga pelayanan kepada pasien dapat dilakukan dengan lebih cepat, akurat dan transparan yang pada akhirnya bisa memberikan kepuasan kepada pasien.
Hospital Information System meliputi setiap aspek dari administrasi ke departemen keuangan. Ini juga mencakup segala sesuatu dari pasien yang masuk dan keluar untuk tes laboratorium.
Sistem informasi rumah sakit adalah sistem yang mampu  melakukan integrasi dan komunikasi aliran informasi baik di dalam maupun di luar rumah sakit (kusumadewi, 2009). System informasi ini meliputi Sistem rekam medis elektronik, sistem informasi laboratorium, sistem informasi radiologi, sistem informasi farmasi, sistem informasi keperawatan.
Sebuah sistem informasi rumah sakit (HIS) pada dasarnya adalah sebuah sistem komputer yang dapat mengelola seluruh informasi untuk memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Sistem ini telah ada sejak mereka pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960 dan telah berevolusi dengan waktu dan modernisasi fasilitas kesehatan. Komputer tidak secepat pada masa itu dan mereka tidak mampu menyediakan informasi secara real time seperti yang mereka lakukan hari ini. Staf menggunakannya terutama untuk mengelola penagihan dan persediaan rumah sakit. Semua ini telah berubah sekarang, dan sistem rumah sakit saat ini informasi mencakup integrasi dari semua, aplikasi klinis keuangan dan administrasi. Di Amerika, pada tahun 1980an, sistem informasi Rumah Sakit berkembang pada tahap yang lebih lanjut dengan fokus pada produktivitas.
Sistem ini dilaksanakan dalam rangka untuk menghetikan sistem berbasis kertas. Dengan adanya HIS membantu menjaga informasi pasien dalam komputer sehingga mudah diakses oleh semua personel rumah sakit. Dengan menerapkan HIS Juga mampu mengenali tren yang mata manusia tidak mungkin dapat melihat melalui sistem kertas. Database yang dimasukan juga dapat lebih mudah diatur. Dan juga mengurangi kemungkinan kesalahan data rumah sakit karena semua orang dapat memahami dan membaca komputer. Sistem ini juga membantu dengan kolaborasi antara rumah sakit yang berbeda untuk mengurangi pengujian duplikat (pengandaan data).  Juga mempersingkat waktu dengan melihat data sebelumnya daripada harus menulis ulang setiap kali pasien masuk ke rumah sakit berbeda.
Sistem informasi medis sangat erat kaitannya dengan sistem informasi rumah sakit (hospital Information System atau HIS). Sistem informasi rumah sakit adalah sistem yang mampu melakukan integrasi dan komunikasi aliran informasi baik di dalam maupun di luar rumah sakit. HIS memiliki 2 fungsi utama yaitu untuk keperluan manajemen dan pengolahan data pasien. Dari sisi manajemen, HIS memiliki peranan dalam mengatur data keuangan, material dan teknis, sistem kepegawaian, pembayaran (tagihan) ke pasien, dan perencanaan strategi. Dari sisi pasien, HIS berfungsi untuk mengelola data inpatient dan outpatient serta mengelola data medis pasien yang meliputi perawatan. Diagnosis, dan terapi.
Salah satu subsistem dari HIS adalah sistem rekam medis. Perekaman data pasien mutlak diperlukan untuk menunjang proses peningkatan perawatan kesehatan terhadap pasien. Salah satu subsistem HIS adalah system  rekam  medis. Perekaman data pasien mutlak diperlukan untuk menunjang proses peningkatan perawatan kesehatan terhadap pasien. Electronic Medical Record (EMR) adalah  suatu  media elektronik yang digunakan untuk menyimpan informasi klinis. EMR digunakan untuk mengelola informasi rekam medis pasien sehingga memudahkan dalam menelusur-balik informasi, termasuk sejarah penyakit dan tindakan medis yang pernah diterima, dan menggunakannya untuk mengambil tindakan medis yang tepat.
Data atau informasi rekam medis, memiliki beberapa tipe, antara lain:
1.      Tipe data tekstual, biasanya digunakan pada saat mendeskripsikan keluhan, gejala, sejarah munculnya rasa sakit, sejarah keluarga, uji fisik atau informasi asuransi. Tipe data teks ini terkadang juga menggunakan bahasa alami, sehingga alogaritma parsing sangat dibutuhkan. Pada tipe teks dibutuhkan format standar penulisan yang bersifat formal, lengkap, universal, dan dapat diterjemahkan.
2.      Tipe grafis, biasanya digunakan pada ECG, ultrasound, atau gambar-gambar yang ditulis tangan.
3.      Tipe digital, biasanya digunakan untuk menunjukkan hasil sinar-x.
B.     Manfaat
1.      Mudah Akses ke Data Pasien untuk menghasilkan catatan bervariasi, termasuk klasifikasi berdasarkan demografi, jenis kelamin, usia, dan sebagainya. Hal ini terutama bermanfaat pada rawat jalan (rawat) titik, maka meningkatkan kesinambungan perawatan. Serta, Internet akses berbasis meningkatkan kemampuan akses jarak jauh ke data tersebut.
2.      Membantu sebagai sistem pendukung keputusan bagi pihak berwenang rumah sakit untuk mengembangkan kebijakan kesehatan yang komprehensif
3.      administrasi yang efisien dan akurat keuangan, makanan pasien, teknik distribusi, dan bantuan medis. Ini membantu untuk melihat gambar yang luas dari pertumbuhan rumah sakit
4.      Peningkatan pemantauan penggunaan obat, dan studi efektivitas. Hal ini menyebabkan pengurangan interaksi obat yang merugikan sekaligus mempromosikan pemanfaatan farmasi lebih tepat.
5.      Meningkatkan integritas informasi, mengurangi kesalahan transkripsi, dan mengurangi duplikasi entri informasi.
C.     Aplikasi: Sebuah HIS memiliki berbagai aspek didalamnya. Teknologi memungkinkan untuk informasi dalam sistem ini untuk mengalir lebih mudah dan lebih akurat. Beberapa sistem ini meliputi:
1.      Clinical Information System (CIS)
2.      Financial Information System (FIS)
3.      Laboratory Informatin System (LIS)
4.      Nursing Information System (NIS)
5.      Pharamacy Information System (PIS)
6.      Picture Archiving Commuication System (PACS)
7.      Radiology Information System (RIS
Terminologi yang terkait:
·         Clinical Information System - Kata lain untuk Health information system.
·         Electronic Medical Record - Sebuah catatan medis yang disimpan secara elektronik melalui database rumah sakit. Catatan ini dapat dilihat oleh salah satu rumah sakit di jaringan tersebut.
·         Clinical Decision Support System (CDSs) adalah program komputer yang dirancang untuk menyediakan dukungan para ahli dalam membuat keputusan klinis Mendoca (2004). Tujuan sistem ini adalah membantu para profesional di bidang kesehatan dalam menganalisis data pasien dan membuat keputusan berdasarkan diagnosis, melakukan pencegahan, dan treatment terhadap permasalahan kesehatan.
·         Personal Health record - Sebuah catatan kesehatan pribadi  merupakan rekaman yang disimpan oleh individu kesehatan seumur hidup.
·         Voice recognition software - Software yang dapat mengenali perintah suara untuk membantu dokter menulis catatan atau melakukan tugas.
·         MediSlate MCA & Sahara slate – Mirip dengan tablet PC digunakan di rumah sakit yang dirancang khusus untuk membantu tugas-tugas dokter.
MediSlate – Digunakan sebagai computer yang dapat dibawa kemana-mana.
Sumber : http://triyuni18.blogspot.com/2012/06/hospital-information-system.html

PACS dan RIS

Radiologi memberi kemampuan untuk melihat anatomi dan pathologi manusia melalui deteksi sinyal dan generasi citra. Bila dahulu, satu-satunya modalitas citra yang ada adalah proyeksi radiografi, yang mengkonversi sinyal-sinyal menjadi citra pada suatu media film radiologi.Namun pada beberapa dekade akhir ini, telah terjadi perubahan drastis di area radiografi, seiring dengan ditemukannya suatu metode baru dalam pencitraan anatomi, pathologi, dan fisiologi secara digital, yaitu computed tomography [CT], dan direct digital radiography [DR]. Infiltrasi pencitraan digital ke dalam radiologi ini, membuat pemrosesan citra digital menjadi salah satu bagian fundamental dari departemen radiologi modern.

Gambar 1 Keterkaitan antara PACS, RIS, ePRS, dan HIS
Gambar 1 menunjukan bahwa departemen radiologi digital memiliki 2 komponen, yaitu: sistem manajemen informasi radiologi (RIS – Radiology Information System) dan sistem pencitraan.
RIS adalah sebuah subset dari sistem informasi rumah sakit (HIS – Hospital Information System) atau sistem manajemen klinis (CMS – Clinical Management System). Saat sistem-sistem ini dikombinasikan dengan sistem rekam medis elektronik pasien (ePR – electronic Patient Record atau eMR – electronic Medical Record), akan menjadi suatu sistem dokumentasi radiologi rumah sakit yang filmless dan paperless.
Keberadaan ePR / eMR adalah untuk mendukung sistem analisis dan pelaporan medis yang berorientasi pada pasien, yang akan sulit dilakukan pada HIS. Karena pada umumnya HIS diorganisasikan berdasar pada fungsi-fungsi departemen, divisi, dan spesialisasi, untuk memfasilitasi operasi rumah sakit dan bisnis, dan tidak berorientasi pada pasien. Sedangkan EPR / EMR merupakan suatu disain sistem rumah sakit yang berfokus pada pasien untuk menunjang pemeriksaan dan prosedur lainnya bagi pasien.
Sistem pencitraan, kadangkala direferensikan sebagai picture archiving and communication system (PACS) atau image management and communication system (IMACS), yang meliputi akusisi, penyimpanan, komunikasi, pengambilan, pemrosesan, pendistribusian, dan penampilan citra. Integrasi HIS/CMS dan PACS biasa disebut Hospital Integrated PACS (HI-PACS).
Keberhasilan PACS membutuhkan keberadaan RIS untuk memberi umpan informasi pada PACS tentang informasi pasien dan pemeriksaan, serta untuk dapat melacak keseluruhan siklus hidup pemeriksaan pasien, dari awal pemesanan sampai hasil akhir. PACS dan RIS memiliki tugas yang berbeda dan saling melengkapi, dimana RIS menangani fungsi-fungsi komputasi berbasis teks, termasuk transkripsi, pelaporan, pemesanan, penjadwalan, pelacakan, dan penagihan. Sedangkan PACS menangani fungsi-fungsi komputasi yang berbasis citra, seperti akusisi, interpretasi, penyimpanan, dan distribusi lokal citra.

Radiologi Information System (RIS)

Sekilas tentang RIS (Tentang Radiology Information System)
RIS bertugas mengatur alur kerja informasi pada departemen radiologi (gambar 2), dari penjadwalan pesanan pemeriksaan, mendapatkan informasi klinis yang terkait dengan pemeriksaan dan menyediakannya untuk departemen yang membutuhkan, menyiapkan pemeriksaan tertentu bila dibutuhkan, dan menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh PACS untuk dapat melaksanakan tugasnya.
Gambar 2 Infrastruktur radiologi digital tradisional
RIS bertugas mengatur alur kerja informasi pada departemen radiologi (gambar 2), dari penjadwalan pesanan pemeriksaan, mendapatkan informasi klinis yang terkait dengan pemeriksaan dan menyediakannya untuk departemen yang membutuhkan, menyiapkan pemeriksaan tertentu bila dibutuhkan, dan menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh PACS untuk dapat melaksanakan tugasnya.
Saat citra telah dihasilkan, RIS dan PACS bekerja sama untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh ahli radiologi untuk mengintepretasikan hasil pemeriksaan dan untuk memberikan laporan ke petugas klinik.
RIS juga memiliki fungsi tambahan untuk mengelola penagihan dari pemeriksaan dan menyediakan data yang dibutuhkan untuk mendukung pelaporan manajerial bagi departemen radiologi. Fungsi pelaporan dari departemen radiologi biasanya memiliki fitur yang memanfaatkan teknologi pengenalan suara (speech recognition).
RIS juga merupakan server penyimpanan bagi semua data pemeriksaan, termasuk laporan. RIS akan melakukan sinkronisasi data citra dengan penyimpanan citra PACS melalui suatu media perantara. Oleh sebab itu, RIS dapat dikatakan sebagai tulang punggung bagi hampir keseluruhan operasi klinis dari departemen radiologi.
Selain mengendalikan manajemen proses pemeriksaan, RIS berfungsi untuk menyediakan informasi pengukuran proses yang baik untuk meningkatkan manajemen operasi dari departemen radiologi. Pengukuran dapat dilakukan berdasarkan pada data pemeriksaan, volume, waktu siklus, dan penagihan.

sumber : https://bettyti2.wordpress.com/2008/08/07/ris-radiology-information-system/

Keuntungan Penerapan PACS di Rumah Sakit

Keuntungan terbesar dalam penerapan PACS adalah terpecahkannya masalah batasan-batasan yang terkait dengan fisikal dan waktu dalam pertukaran informasi.
Keuntungan lainnya dari penerapan PACS adalah penurunan biaya operasional radiologi.
Anda dapat melihat daftar keuntungan yang didapatkan dari penerapan PACS dalam Rumah Sakit
Keuntungan yang didapat dalam penerapan PACS:
A. Meningkatkan Pengaturan Klinis
  • Meningkatkan kemampuan diagnostik dengan adanya kemampuan manipulasi dan proses citra
  • Dengan pemanfaatan alur kerja PACS akan meningkatkan kecepatan pelaporan dan keputusan kinis dan serahan terkait lainnya
  • Meningkatkan persentase pelaporan citra
  • Pemangkasan prosedur klinis
  • Database citra yang terintegrasi mempermudah akses ke citra pasien
  • Kehilangan citra lama karena kerusakan hard copy dapat dihidarkan
  • Meningkatkan komitmen terhadap pemenuhan prinsip-prinsip IR(ME)R
B. Meningkatkan Efektifitas Operasional
  • Penghematan biaya pengadaan film dan bahan kimia (seperti  disposal)
  • Penghematan biaya pengadaan peralatan kantor (seperti jaket film dan label film)
  • Penghematan biaya pos yang berkaitan dengan penanganan hard copy citra
  • Tidak ada biaya yang berkaitan dengan perawatan dan penggantian pemrosesan film konvensional dan peralatan lightbox
  • Penghematan biaya dalam proses penyimpanan dan pemanfaatan hard copy citra oleh pihak ke tiga
  • Pembebasan area internal yang digunakan sebagai penyimpanan hard copy citra dan bahan kimia
  • Memangkas waktu staf dalam menangani hard copy citra, seperti rutinitas penanganan dan pencarian citra yang hilang
  • Memangkas waktu staf yang tak perlu berkaitan dengan jadwal klinik yang dibatalkan karena tidak adanya citra pada saat yang dibutuhkan
  • Efisiensi waktu praktisi klinis dalam proses praktik dengan adanya akses citra dan pelaporan jarak jauh, serta pertemuan tim multidisipliner secara virtual
  • Meningkatkan kemampuan dalam menghadapi beban kerja di masa depan dan menemukan target-target pengaturan baru melalui moderenisasi praktik kerja
  • Tidak diperlukan lagi copy film, sehingga waktu staf dan biaya film dapat digantikan dengan waktu klerikal dan biaya cd
C. Meningkatkan Kenyamanan bagi Pasien
  • Mengurangi ketidaknyamanan pasien karena prosedur yang panjang dalam mendapatkan citra
  • Mengurangi waktu tunggu pasien dalam mendapatkan hasil pengamatan klinis terhadap citra
  • Dengan semakin sedikitnya citra digital yang ditolak karena kerusakan / mutu pengambilan film yang tidak baik, sehingga harus diambil ulang, akan meningkatkan kenyamanan pasien
D. Meningkatkan Linkungan Kerja dan Fasilitas Staf
  • Berkontribusi dalam menekan turn over staf, dan dalam meningkatkan moral melalui pengenalan teknologi PACS moderen
  • Menekan resiko kesehatan dan keselamatan yang berkaitan dengan penanganan bahan kimia dan hard copy citra
  • Meningkatkan pembelajaran dan penelitian melalui kemudahan akses untuk manipulasi citra

sumber : https://bettyti2.wordpress.com/2008/08/05/keuntungan-penerapan-pacs-di-rumah-sakit/