Advertisement

Selasa, 17 Februari 2015

Apa itu Clinical Pathways ?

Clinical Pathways merupakan suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit.

Clinical Pathways menjadi salah satu komponen dari Sistem DRG-Casemix yang terdiri dari kodefikasi penyakit dan prosedur tindakan (ICD 10 dan ICD 9-CM) dan perhitungan biaya (baik secara top down costing atau activity based costing maupun kombinasi keduanya). Implementasi Clinical Pathways berkaitan erat dengan Clinical Governance dalam hubungannya menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan dengan biaya yang dapat diestimasikan dan terjangkau.

Penyusunan Format Clinical Pathways harus memperhatikan komponen yang harus dicakup sebagaimana definisi dari Clinical Pathways. Manfaatkan data yang telah ada di lapangan rumah sakit dan kondisi setempat dan sensus harian.Variabel varians varians dalam Clinical Pathways dapat digunakan sebagai alat (entry point) untuk melakukan audit medis dan manajemen baik untuk tingkat pertama maupun kedua (1st party and 2nd party audits) dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan.

Variabel tindakan tindakan dalam Clinical Pathways bisa digunakan sebagai alat (entry point) dalam melakukan surveilans Tim Pengendalian Infeksi Nosokomial dan selanjutnya untuk menilai Health Impact Intervention. Variabel obat obatan dalam Clinical Pathways dapat digunakan sebagai alat (entry point) untuk melakukan kegiatan evaluasi dan monitoring dari 5 Langkah 12 Kegiatan Tim Farmasi dan Terapi Komite Medik RS. Sekaligus secara tidak langsung menggalakkan penggunanan obat secara rasional dan dapat melihat cermin dari penggunaan obat generik.

Clinical Pathways bisa digunakan sebagai salah satu alat mekanisme evaluasi penilaian risiko penilaian risiko untuk mendeteksi kesalahan aktif (active errors) dan laten (latent / system errors) maupun nyaris terjadi (near miss) dalam Manajemen Risiko Klinis (Clinical Risk Management) dalam rangka menjaga dan meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien (patient safety).

Hasil dan revisi CP dapat dipakai juga sebagai alat (entry point) untuk melakukan perbaikan dan revisi Standar Pelayanan Medis dan asuhan Keperawatan yang bersifat dinamis dan berdasarkan pendekatan Evidence-based Medicine (EBM) dan Evidence-based Nurse (EBN). Partisipasi aktif, komitmen dan konsistensi dari seluruh jajaran direksi, manajemen dan profesi harus dijaga dan dipertahankan demi terlaksana dan suksesnya program Casemix di rumah sakit. Bila Sistem Casemix Rumah Sakit telah berjalan, maka untuk selanjutnya akan lebih mudah untuk masuk ke dalam sistem pembiayaan lebih lanjut yakni Health Resources Group (HRG)

Jumat, 12 Desember 2014

Menyusun Kerangka Acuan Kerja/Term of Reference (KAK/TOR) Untuk Pengadaan SIMRS

Istilah KAK atau TOR sering disebutkan dalam pengadaan SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit). KAK/TOR sendiri adalah dokumen perencanaan kegiatan yang berisi penjelasan/keterangan mengenai apa, mengapa, siapa, kapan, di mana, bagaimana, dan berapa perkiraan biayanya suatu kegiatan. Dengan kata lain, Kerangka Acuan Kerja berisi uraian tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup, masukan yang dibutuhkan, dan hasil yang diharapkan dari suatu kegiatan.
KAK/TOR sendiri disusun dengan format yang umum (Why, What, Who, Whom,Where, How) , sebagai berikut :
A. Latar Belakang Permasalahan - Why
Latar belakang permasalah mengenai pengadaan SIMRS tentunya dikarenakan adanya kebutuhan, baik kebutuhan untuk pengembangan Existing System maupun kebutuhan implementasi primer/pertama kali. Selain faktor internal tadi, bisa juga didasarkan karena faktor external seperti kewajiban penggunaan SIMRS seperti tertuang dalam UU No 44/2009, BAB XI Tentang Pencatatan dan Pelaporan, pada Pasal 52(1) disebutkan bahwa :”Setiap Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit”, sehingga kebutuhan terhadap Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS) adalah hal yang wajib.
Faktor internal & eksternal tadi tentunya berhubungan dengan Visi Indonesia Sehat maupun target dari Millenium Development Goals (MDGs) dalam bidang kesehatan. Pada akhirnya latar belakang permasalahan yang paling penting adalah peningkatan kinerja dan kualitas pelayanan RS terhadap pasien, yang tidak lepas dari faktor SDM (Medis, Non Medis), Process Bisnis Internal (Sistem Pelayanan di RS), Customer (Internal/External), faktor keuangan dan keputusan-keputusan manajerial.
Jadi 3 (tiga) hal yang terdapat didalam bagian/bab ini adalah : Gambaran Umum, Dasar Hukum dan Alasan Kegiatan Pengadaan SIMRS dilaksanakan.
B. Kegiatan Yang Dilaksanakan - What
Ruang Lingkup Pengadaan (Uraian Kegiatan)
Bagian ini berisi penjelasan mengenai uraian umum pelaksanaan kegiatan, serta metode pengadaan (procurement) apakah melalui lelang terbuka, penunjukan langsung ataupun bentuk lainnya. Selain itu ruang lingkup kegiatan ini juga mengandung penjelasan global mengenai beberapa hal seperti hasil requirement/analisa kebutuhan, kegiatan desain sistem, development, integrasi sistem, pengujian sistem, dokumentasi teknik & non teknis, transfer knowledge, implementasi (go live). Dan masing-masing kegiatan disebutkan juga deliverable/outputnya.
Ruang Lingkup Sistem
Ruang lingkup sistem berisi penjelasan mengenai sistem SIMRS itu sendiri yang dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yakni Software, Hardware dan Brainware. Dari segi software perlu modul-modul apa saja yang diperlukan oleh rumah sakit, sesuai dengan analisa kebutuhan awal. Setiap rumah sakit akan berbeda kebutuhannya sesuai dengan unit/bagian yang ada di dalamnya, tipe rumah sakit (umum/khusus/swasta, rs pendidikan, penerapan BLUD, dll). Ruang lingkup mengenai Hardware tentunya berhubungan dengan kebutuhan modul-modul softwarenya. Dan ruang lingkup brainware mencakup kebutuhan SDM penanggung jawab dan pelaksana kegiatan
Ruang Lingkup Pekerjaan (Batasan Kegiatan)
Batasan kegiatan perlu dibuat, karena indikator kata “project” adalah ada awal dan ada akhir, sehingga batasan-batasan kegiatan perlu dibuat dari awal guna mendukung suksesnya pengadaan dan implementasi SIMRS
C. Maksud, Tujuan & Manfaat Kegiatan
Maksud & Tujuan Kegiatan
Berisi uraian & tujuan kegiatan pengadaan SIMRS. Maksud dan tujuan ini tentunya masih berhubungan dengan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di bagian sebelumnya
Manfaat Kegiatan (SIMRS)
Manfaat-manfaat kegiatan secara umum seperti :
  • Melakukan pendataan/arsip digital terhadap rekam medis seluruh pasien rumah sakit sehingga penyelenggaraan program-program pelayanan rumah sakit dapat berjalan dengan efisien dan efektif,

  • Pengadaan obat-obatan dan alat/bahan kesehatan akan lebih efektif, efisien dan akurat/tepat sasaran sesuai,

  • Pencatatan Rekam Medis (Medical Record) menjadi lebih rapi, terpelihara dan dapat dipertanggung jawabkan.

  • Keseluruhan data tersimpan dalam suatu Database

  • Seluruh kegiatan-kegiatan medis & non medis dari unit-unit/instalasi-instalasi rumah sakit dapat dipantau secara real-time/semi-real time oleh pihak-pihak yang berwenang melalui laporan-laporan atau grafik-grafik yang dihasilkan

  • Kinerja rumah sakit dapat dipantau/termonitor dengan lebih baik.

  • Pelayanan kepada pasien akan dapat lebih cepat, karena konsep integrasi sistem SIMRS di semua unit rumah sakit

  • Rumah sakit akan dapat mengolah semua sumber daya dan data/informasi yang terintegrasi untuk memaksimalkan kinerja rumah sakit

  • Manajemen/Direksi dapat melakukan akses data/informasi rumah sakit secara real time untuk melihat perkembangan/kinerja rumah sakit setiap saat.

  • Laporan keuangan rumah sakit dapat dilihat setiap saat. Seluruh kegiatan-kegiatan rumah sakit yang ada hubungannya dengan biaya akan langsung terhubung ke bagian akuntansi/keuangan.
D. Cara Pelaksanaan Kegiatan - How
Spesifikasi Umum
Spesifikasi umum berkaitan dengan kemampuan sistem SIMRS secara umum serta dari segi kehandalan (reliabilitas), keamanan (security), ketersediaan (avaibility), keutuhan (integrity), dan kontrol akses (access control)
Spesifikasi Kebutuhan SIMRS
Spesifikasi kebutuhan SIMRS terdiri dari spesifikasi kebutuhan Software dan spesifikasi kebutuhan hardware. Kebutuhan software biasanya terkait dengan penjabaran ke modul-modul aplikasi termasuk bisa didalamnya sub modul atau menu dari software tersebut. Modul-modul umum yang bisanya diperlukan berkaitan dengan instalasi, bagian atau unit yang ada di RS tersebut. Modul-modul secara umum antara lain :
  • Perawatan Rawat Jalan (Poliklinik) / Out Patient

  • Gawat Darurat / Emergency

  • Perawatan Rawat Inap / In Patient

  • Bedah Sentral / Operating Central

  • Laboratorium / Laboratory

  • Radiologi / Radiology

  • Logistik Medis : Gudang Farmasi / Pharmacy dan Depo Apotek / Dispensary

  • Logistik Non Medis : Gudang Umum

  • Rekam Medis / Medical Record

  • Kasir / Cashier

  • Akuntansi & Anggaran / Accounting & Budgeting

  • SDM/HRD

  • Manajemen Asset / Asset Management

  • Pengadaan Barang & Jasa / Procurement

  • Pemulasaraan Jenazah / Corpse Service

  • Gizi / Nutrition

  • CSSD

  • Front Office Information/Humas

  • Executive Information System (EIS)

  • System Admin
Untuk RS Khusus biasanya ada beberapa tambahan misalnya Modul Instalasi Lasik untuk RS Khusus Mata. Sedangkan untuk RS Pendidikan ada modul tambahan yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan dalam hubungannya dengan masalah administratif ke universitas pengirim.
Metodelogi Implementasi
Metode implementasi berkaitan dengan Software Development Life Cyle (SDLC), dimana metodelogi yang umum digunakan adalah metode Waterfall (air terjun), terkadang bisa juga metode Prototyping.
Arsitektur Sistem
Arsitektur sistem paling tidak mengandung informasi-informasi seperti arsitektur sistem aplikasi (2-tier, 3-tier, client-server, SOAP, dll), topologi/desain jaringan, arsitektur integrasi sistem dan alur proses pelayanan pasien
Platform Teknologi
Platform teknologi ini mengandung informasi mengenai platform yang dipergunakan dari segi arsitektur aplikasi (dekstop/web), sistem operasi yang kompatible, basis data/database, bahasa pemrograman dan tipe jaringan komputer.
E. Tempat Pelaksanaan Kegiatan - Where
Mengandung informasi tempat pelaksanaan kegiatan implementasi/pengadaan SIMRS
F. Persyaratan dan Penanggung Jawab Kegiatan
Penanggung Jawab Kegiatan
Penanggung jawab kegiatan di RS menyesusaikan dengan susunan panitia di RS. Untuk RS Pemerintah biasanya terdiri dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis (PPTK), dan panitia pengadaan
Persyaratan Umum
Persyaratan umum lebih mengacu kepada persyaratan administratif dan teknis bagi calon vendor/konsultan yang akan melaksanakan kegiatan ini.
Persyaratan Personil/SDM
Persyaratan personil/SDM berisi informasi tentang posisi/jabatan yang diperlukan serta tingkat pendidikan, keahlian dan pengalaman yang dimilikinya.
G. Jadwal Kegiatan
Berisi informasi mengenai jadwal pelaksanaan kegiatan dari awal sampai dengan serah terima maupun masa maintenance/garansi.
H. Total Biaya Yang Diperlukan
Anggaran yang perlu disusun untuk mengetahui besaran total biaya yang diperlukan untuk kegiatan pengadaan SIMRS ini
I. Indikator Output (Kuantitatif & Kualitatif)
Indikator output dipergunakan sebagai Project Goal (Objectives) dari kegiatan, baik berupa yang terukur maupun yang tidak terukur.

sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2012/02/04/menyusun-kerangka-acuan-kerjaterm-of-reference-kaktor-untuk-pengadaan-simrs-432770.html

Rabu, 03 Desember 2014

Teknologi Pendukung di Rumah Sakit

Selain alat-alat medis, berkaitan dengan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang menyangkut seluruh perangkat Teknologi Informasi, berikut ini beberapa teknologi pendukung yang mungkin ada di rumah sakit di antaranya :

1. Smart Card 


Smart card merupakan sebuah alat yang digunakan dalam pencatatan kesehatan secara elektronik dengan penggunaannya yang lebih efisien dan aman, data yang mudah diakses, fasilitas lebih mengarah pada proses implementasi yang sangat luas dirumah sakit.

Sistem ini kemudian trus dikembangkan dan lebih dikenal dengan sebutan sistem catatan kesehatan elektronik terpadu (IEHRS). Pada kartu, berisi tentang data pengenal pribadi dan informasi kesehatan pasien. Informasi pengenal pribadi pasien, nama pasien, tanggal lahir, jenis darah, jenis kelamin, alamat dan nomor telepon seluler disimpan dalam kartu pasien.

Sedangkan informasi kesehatan pasien yang disimpan dalam kartu adalah penyakit kronis atau penyakit penting dengan tanggal diagnosis, penggunaan obat secara permanen dengan dosis tertentu, alergi, imunisasi dengan tanggal pemberian, operasi bedah termasuk tanggal operasi, nama klinik, dan ringkasan informasi penting. Pemeriksaan terakhir pasien dan informasi resep juga disimpan dalam kartu.

Fungsi utama dari perangkat IEHRS adalah untuk beroperasi sebagai perangkat medispra –screening atau diagnostik. Tahap pertama daftar empat jenis data medis harus diukur dengan perangkat. Tekanan darah, glukosa darah, Pulse Oxymeter dan klinis analyzer. Dalam tahap kedua dari sistem komputer pribadi membaca data dari perangkat medis ini dan menyimpannya dalam database pasien tertentu. Dalam tahap ketiga data yang disimpan akan ditransfer ke Smart Card.

2. Barcode / QR Code
Barcode dalah suatu kumpulan data optik yang dibaca mesin Sebenarnya, kode batang ini mengumpulkan data dalam lebar (garis) dan spasi garis paralel dan dapat disebut sebagai kode batang atau simbologi linear atau 1D (1 dimensi). Tetapi juga memiliki bentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya di dalam gambar yang disebut kode matriks atau simbologi 2D (2 dimensi). Selain tak ada garis, sistem 2D sering juga disebut sebagai kode batang
 
QRcode merupakan singkatan dari Quick Respone code, Permata kali digunakan di industri otomotive untuk melakukan tracking terhadap komponen kendaraan.  Saat ini, penggunaan barcode dua dimensi ini sudah sangat luas, namun umumnya di pakai untuk mengkodekan alamat website, nomor contact, alamat email, nomor telepon atau sekedar teks biasa.  bentuk QR code bisa anda lihat seperti gambar disamping.

Barcode / QR Code di rumah sakit biasanya digunakan pada  gelang pasien sehingga pasien mudah dikenali dengan menggunakan alat scanner barcode/QR Code yang ada di gelang pasien.

3. Printer Thermal 
Printer Thermal adalah printer yang menggunakan elemen yang di panaskan untuk mencetak. Ada beberapa jenis thermal printer yang tersedia. Salah satu bentuk yang mungkin banyak di kenal adalah Printer digunakan pada printer terminal kartu kredit untuk mencetak tanda terima (receipt). Printer ini relatif efisien dan tidak berisik, dan tersedia dalam beberapa ukuran sesuai kebutuhan pencetakan yang berbeda. Toko atau gudang logistik yang men-stok barang biasanya menggunakan printer ini.

Sebuah Printer thermal menggunakan "panas" sebagai Print Head yang berhubungan langsung dengan pin yang ber-ukuran kecil untuk menghasilkan cetakan di atas kertas thermal. Pin yang dipanaskan dalam pola selektif mengaktifkan secara kimiawi diatas kertas untuk membuat sebuah desain gambar.  Printer thermal umumnya mencetak warna hitam, meskipun kadang-kadang bisa juga dipakai untuk mencetak warna.

Printer Thermal menggunakan panas untuk men-transfer ke pita wax (seperti lilin) yang terjepit di antara print head dan bahan yang dicetak di atas. Panas melelehkan wax/lilin, dan langsung di transfer serta mendinginkan secara langsung menjadi sebuah gambar produk cetak. Seringkali printer ini digunakan untuk tanda tag plastik dengan barcode.

Pemanfaatan printer thermal ini juga digunakan sebagai pencetak gelang pasien yang ada di rumah sakit. Keuntungan dari penggunaan printer thermal untuk gelang pasien adalah cetakannya tidak luntur, ketimbang menggunakan printer biasa. Apabila menggunakan gelang pasien biasa, maka tidak bisa tercetak identitas pasien.

4.  Finger Print Reader / Pembaca Sidik Jari 
Sidik jari, dalam bahasa Inggris disebut Fingerprint biasanya berbentuk garis-garis horizontal dan vertical atau gabungan keduanya dan juga ada bentuk lengkungan-lengkungan. Seluruh manusia di dunia diciptakan dengan sidik jari yang berbeda satu sama lainnya. Oleh karena itu, sidik jari digunakan untuk mengidentifikasi setiap manusia. Untuk membaca sidik jari tersebut, diperlukan alat yang disebut fingerprint reader. Di rumah sakit, finger print reader digunakan sebagai sarana presensi / kehadiran karyawan. Keuntungan Penggunaan Finger Print Reader ini adalah tidak akan terjadi titip absen pada karyawan.

5. Mesin Antrian
Mesin antrian yang dalam istilah asing disebut juga Queue System. Merupakan suatu perangkat mesin antrian yang penting dengan fungsi sederhana. Yaitu mengatur antrian yang terjadi akibat semakin banyaknya pelanggan suatu perusahaan. Dengan pengaturan tersebut diharapkan meningkatnya kinerja perusahaan tersebut. Perangkat yang penting karena saat berada dalam antrian pelanggan menunggu untuk dipanggil. Dan menunggu adalah pekerjaan paling membosankan. Karena itu mesin antrian diperlukan agar tidak terjadi keluhan dari pelanggan. Penggunaannya di rumah sakit, biasanya diletakkan di bagian pendaftaran, Poliklinik, Radiologi, Laboratorium dan Farmasi agar tidak terjadi penumpukan pasien.Mesin antrian bisa digantikan dengan aplikasi komputer yang dibuat sendiri.


Selasa, 02 Desember 2014

Teknis dan Cara Kerja Mesin Sidik Jari (Finger Print)

Manusia pada dasarnya memiliki sesuatu yang unik/khas yang hanya dimiliki oleh dirinya sendiri. Hal ini menimbulkan gagasan untuk menjadikan keunikan tersebut sebagai identitas diri. Hal ini perlu didukung oleh teknologi. Teknologi yang dapat mendukung hal tersebut disebut sebagai biometrik.
Biometrik adalah metode untuk mengindentifikasi atau mengenali seseorang berdasarkan karakteristik fisik atau perilakunya. biometrik memang kini mulai jadi trend. Pilihannya kian beragam, mulai dari sidik jari, pola wajah, pola suara hingga lapisan iris dari mata. Dan pada makalah ini akan dibahas system biometric untuk absensi sidik jari

A.Pengertian dan proses kerja pada absensi sidik jari
Absen sidik jari adalah suatu metode baru yang saat ini telah berkembang menggunakan mesin dengan bantuan software untuk mengisi data kehadiran suatu komunitas,kelompok meupun instansi yang menggunakannya. Mesin absensi sidik jari dirancang khusus dengan teknologi terdepan saat ini. Mesin ini biasanya memilki kapasitas memori yang besar dan dilengkapi dengan fitur canggih, seperti : USB Flash, Disk, Web Server, Schedule Bell, SMS Message, Workcode, Function Key,dll

B.Tehnik pembacaan sidik jari
Scanning sidik jari dilakukan dengan alat elektronik (dalam hal ini mesin absensi sidik jari). Hasil scanning lalu disimpan dalam format digital pada saat registrasi atau enrollment atau pendaftaran sidik jari. Setelah itu, rekaman sidik jari tersebut diproses dan dibuatkan daftar pola fitur sidik jari yang unik. Pola fitur sidik jari yang unik tersebut kemudian disimpan dalam memory atau database. Pola sidik jari yang unik ini disebut dengan istilah minutiae. Pada saat identifikasi, pola minutiae tersebut kemudian dicocokkan dengan hasil scan sidik jari.
Alat absensi sidik jari maupun sensor sidik jari yang digunakan untuk keperluan lain seperti akses kontrol mempunyai beberapa tehnik pembacaan sidik jari. Tehnik pembacaan sidik jari oleh mesin absensi sidik jari tersebut antara lain :
1. Optis
Dengan tehnik ini, pola sidik jari direkam atau discan dengan menggunakan cahaya. Alat perekam (fingerprint scanner) yang digunakan adalah berupa kamera digital. Tempat untuk meletakkan ujung jari disebut permukaan sentuh (scan area). Di bawah scan area, terdapat lampu atau pemancar cahaya yang menerangi permukaan ujung jari. Hasil pantulan cahaya dari ujung jari ditangkap oleh alat penerima yang selanjutnya menyimpan gambar sidik jari tersebut ke dalam memori.
Kelemahan metode ini adalah hasil scanning sangat tergantung dari kualitas sidik jari. Jika kualitas sidik jari miskin (poor) atau luka, maka kualitas hasil pembacaan akan tidak bagus. Kelemahan lain adalah tehnik ini bisa diakali dengan jari palsu. Tapi tehnik ini mempunyai keuntungan mudah dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang mahal.

2.  Ultra Sonik
Tehnik ini hamper sama dengan tehnik yang digunakan dalam dunia kedokteran. Dalam tehnik ini, digunakan suara berfrekuensi sangat tinggi untuk menembus lapisan epidermal kulit. Suara frekuensi tinggi tersebut dibuat dengan menggunakan transducer piezoelectric. Setelah itu, pantulan energi tersebut ditangkap menggunakan alat yang sejenis. Pola pantulan ini dipergunakan untuk menyusun citra sidik jari yang dibaca. Dengan cara ini, tangan yang kotor tidak menjadi masalah. Demikian juga dengan permukaan scanner yang kotor tidak akan menghambat proses pembacaan.

3.  Kapasitans
Tehnik ini menggunakan cara pengukuran kapasitant untuk membentuk citra sidik jari. Scan area berfungsi sebagai lempeng kapasitor, dan kulit ujung jari berfungsi sebagai lempeng kapasitor lainnya. Karena adanya ridge (gundukan) dan valley (lembah) pada sidik jari, maka kapasitas dari kapasitor masing-masing orang akan berbeda. Kelemahan ini adalah adanya listrik statis pada tangan. Untuk menghilangkan listrik statis ini, tangan harus digrounding.

4.  Thermal
Tehnik ini menggunakan perbedaan suhu antara ridge (gundukan) dengan valley (lembah) sidik jari untuk mengetahui pola sidik jari. Cara yang dilakukan adalah dengan menggosokkan ujung jari (swap) ke scan area. Bila ujung jari hanya diletakkan saja, dalam waktu singkat, suhunya akan sama karena adanya proses keseimbangan.
Demikian beberapa tehnik pembacaan mesin absensi sidik jari
C.Teknik penyimpanan pada mesin absen sidik jari.
Setelah proses registrasi atau pendaftaran sidik jari pada mesin absensi sidik jari,atau mesin sidik jari yang difungsikan untuk fungsi lain, maka citra atau pola sidik jari akan disimpan. Dalam proses penyimpanan citra atau pola sidik jari , terdapat beberapa teknik penyimpanan antara lain,
1.      Data sidik jari disimpan di dalam perangkat alat absensi sidik jari.
Cara ini disebut sabagai pendapat desentralisasi. Biasanya terjadi pada mesin sidik jari tipe standalone, yakni mesin sidik jari yang dalam pengoperasiannya bisa berjalan tanpa harus terhubung dengan komputer. Data akan tersimpan pada memori yang ada pada mesin.
Keuntungan metode ini adalah adanya kecepatan dalam proses pencocokan serta mesin absensi sidik jari bisa diletakan di tempat yang jauh dari computer. Kelemahannya dalah kapasitas yang terbatas sesuai dengan besar memori yang disediakan oleh mesin.
Saat ini sudah tersedia mesin absensi sidik jari yang mampu menampung sampai 5000 sidik jari atau lebih.
2.      Data sidik jari disimpan pada database di computer.
Cara ini disebut sebagai cara sentrilisasi. Biasanya digunakan pada alat sidik jari tipe online atau yang harus terhubung dengan computer. Data sidik jari yang harus diregistrasi akan langsung disimpan pada database yang ada pada harddisk computer.
Keuntungan cara ini adalah kapasitas penyimpanan yang sangat besar, sesuai dengan kapasitas harddisk komputer. Kelemahannya adalah proses identifikasi yang agak lambat dan wajib adanya computer dalam pengoperasiannya.
3.      Data sidik jari disimpan pada kartu pemilik.
Cara ini juga disebut sebagai desentralisasi. Data sidik jari akan disimpan pada kartu sang pemilik. Pertama kali sidik jari harus diregistrasikan ke mesin, kemudian data sidik jari tersebut akan ditulis oleh mesin sidik jari ke kartu tertentu, misalnya mifare card. Proses verifikasi dilakukan menggunakan kartu yang telah ada data sidik jari tersebut.
Dalam kondisi banyaknya sidik jari yang tersimpan, mka prose verifikasi akan memakan waktu yang lama. Untuk mengurangi waktu pencarian,maka tersedia beberapa cara mengurangi waktu verifikasi tersebut. Antara lain:
1.      Menggunakan metode one to one
Metode ini mengharuskan si pemilik atau karyawan mengetikan no.id terlebih dahulu baru kemudian meletakan sidik jarinya di alat absen sidik jari. Dengan cara ini, mesin absensi sidik jari akan hanya mengecek citra sidik jari milik no.id tersebut
2.      Mengelompokannya ke dalam grup.
Pengguna atau karyawan yang terdaftar pada alat atau mesin sidik jari dikelompokan berdasarkan kelompok-kelompok dengan cara ini mesin absensi sidik jari hanya akan mencari sidik jari yang ada dalm kelompok karyawan yang bersangkutan.
3.      Sidik jari dikelompokan ke dalam tipe sidik jari.
Dalam hal ini mesin absensi sidik jari akan mengelompokan sidik jari ke dalam kelompok menurut tipenya, yaitu whorl, right loop, arch, tented arch dll. Selain itu juga berdasarkan banyaknya ridge yang muncul dalam empat arah dari nol derajat, 45 derajat, 90 derajat dan 135 derajat.
D.Cara kerja akses control pintu sidik jari
Cara kerja akses kontrol pintu yang menggunakan Sidik Jari bekerja berdasarkan prinsip kerja mesin identifikasi sidik jari. Sama seperti mesin absensi sidik jari, pada mesin akses kontrol sidik jari, pengguna harus meregistrasikan dulu jarinya. Sampel jari akan disimpan di dalam alat sidik jari. Setelah sidik jari pengguna didaftarkan, lakukan pengaturan-pengaturan yang terkait dengan akses kontrol (access control system), sepeti grup, timezone (pengaturan waktu akses), kombinasi akses, antipassback dan lain-lain.
Pada saat pengguna melakukan verifikasi pada alat sidik jari, maka mesin sidik jari tersebut akan memeriksa apakah sidik jari yang baru saja discan cocok dengan salah satu sidik jari yang tersimpan di dalam alat  sidik jari tersebut. Jika terdapat kecocokan, maka alat tersebut akan mengirimkan sinyal kepada alat akses kontrol untuk membuka atau menutup relay-nya (tergantung jenis relay-nya Normal Open atau Normal Close). Akibat dari terbuka dan tertutupnya relay tersebut, kunci (door lock)  akan terbuka dan pengguna bisa melakukan akses. Beberapa tipe mesin akses kontrol pintu sudah mengintegrasikan sensor sidik jari ke handle pintu. Cara pemakaiannya yaitu Pengguna harus melakukan verifikasi pada sensor sidik jari, kemudian memutar handle pintunya untuk membuka pintu.
Selain menggunakan sidik jari, biasanya mesin akses kontrol sidik jari juga dilengkapi dengan metode verifikasi menggunakan password dan kartu. Metode verifikasi tersebut bisa dikombinasikan, misalkan sidik jari + kartu atau kombinasi lainnya tergantung fitur yang diberikan oleh vendor. Hal ini akan menambah keamanan karena selain sidik jari itu unik ditambah kombinasi dengan password dan nomor kartu. Demikian sekilas cara kerja mesin akses kontrol pintu sidik jari.

E.Perbandingan dengan system konvensional
Sistem konvensional yang dimaksud adalah sistem mekanik dimana setiap karyawan harus memasukkan sebuah kartu absensi ke dalam mesin absensi dan akan dicetak jam absensinya, dan juga sistem yang lebih canggih yaitu dengan menggunakan badge. Ada 3 jenis badge yaitu barcode, magnetik dan proximity. Biasanya penggunaan badge ini dengan cara menggesek badge tersebut ke alat absensi atau dengan cara mendekatkannya saja.
Pada sistem konvensional, karyawan bisa melakukan absensi tanpa harus hadir karena karyawan tersebut dapat menitipkan pada rekan kerjanya. Dengan demikian, data absensi karyawan bisa diragukan kebenarannya karena sulit diketahui apakah karyawan tersebut benar-benar melakukan absen sendiri atau diabsenkan oleh temannya. Sebagian besar masalah yang terjadi di perusahaan adalah kurangnya etikad baik dari karyawan untuk melakukan absensi sendiri, jadi perusahaan tentu akan di untungkan yaitu karyawan menjadi lebih disiplin.
Waktu menekan biaya yang seharusnya tidak perlu untuk menggaji karyawan, dan meningkatkan produktifitas karna karyawan akan benar-benar hadir pada jam kerja. Disisi lain, karna daftar absensi otomatis masuk ke komputer tanpa memasukan data absen secara manual, karyawan akan terhindar dari kesalahan perhitungan jam kerja dan gaji.
Absensi dengan sistem konvensional juga menimbulkan biaya tambahan yang rutin, yaitu untuk membeli kartu absen kosong tiap bulannya, atau untuk yang badge perlu biaya tambahan untuk membeli badge oleh karena rusak, hilang, adanya karyawan baru, mutasi, dsb.

F. Kelebihan dan kelemahan dari absensi sidik jari
1.kelebihan dari absensi sidik jari
a.Harga yang relatif lebih murah dibanding sistem biometrik lainnya.
b.Tidak memungkinkan penitipan absen.
c. Bisa menekan pengeluaran fiktif perusahaan, seperti uang lembur, uang hadir, catatan prestasi karyawan,
d. Meningkatkan produktifitas perusahaan, karena lebih memicu karyawan untuk hadir tepatwaktu dan kehadirannya tidak fiktif.
e. Data langsung masuk ke komputer, bisa langsung diolah untuk pembuatan laporan.
Sensor yang digunakan untuk mendeteksi sidik jari menggunakan sistem optikal, dimana pendeteksian dilakukan dengan pembacaan kontur (tinggi rendahnya permukaan) sidik jari dan listrik statis tubuh. Hal ini menghasilkan tingkat keamanan yang tinggi karena tidak bisa dipalsukan dengan fotocopy sidik jariatau sidik jari tiruan.
2. kelemahan pada system absensi sidik jari
Sensor sidik jari tidak bisa mengenali jari yang basah. Untuk karyawan yang tangannya sering berkeringat,akan sedikit kesulitan saat absensi. Umumnya dengan membersihkan jari, sudah cukup mengatasi masalah ini. Saat jari basah discan, maka bercak air akan menganggu pola sidik jari sehingga tidak bisa dikenali pola sidik jari tersebut.
3.Masalah umum dalam absensi sidik jari
Beberapa masalah umum pada penggunaan mesin absensi sidik jari perlu diketahui oleh para pengguna. Hal ini berguna agar para pengguna mesin absensi sidik jari dapat segera mengerti langkah apa yang seharusnya dilakukan ketika terjadi masalah pada mesin absen tersebut. Memang tidak semuanya akan kami uraikan, mengingat bervariasinya masalah yang pernah terjadi. Beberapa masalah terjadi karena karena human error, sebagian lagi memang dikarenakan mesin yang sudah melewati masa pakainya.
Di bawah ini ada beberapa masalah umum terjadi pada mesin absensi sidik jari beserta kemungkinan sebab dan alternatif tindakan yang harus dilakukan
1. Karyawan Sulit Scan
Sebab 1 : Ridge jari rusak, terlalu kering atau terlalu halus
Tindakan :
–         Registrasikan jari lebih dari satu, bila perlu seluruh jari tangan diregistrasikan. Sehingga jika ada salah satu jari rusak bisa menggunakan jari yang lain. Hal ini hanya mungkin jika mesin absensi sidik jari support registrasi 10 jari.
–         Untuk jari yang kering, pakailah pelembab (atau bisa menggunakan air) untuk melembabkan kulit jari.
–         Pakai verifikasi 1:1 atau dengan kata lain pakai cara absen dengan mengetikkan No.ID (PIN) terlebih dahulu. Hal ini akan memudahkan mesin untuk memeriksa template jari (sample jari) sidik jari hanya pada nomor ID itu saja. Jadi mesin tidak perlu memeriksa seluruh template jari yang ada di mesin.
–         Jika kondisi seluruh jari tidak dapat diregistrasi, pakailah fasilitas Password dan Kartu yang telah tersedia di mesin.
Sebab 2 : Permukaan kaca sensor kotor
Tindakan : Bersihkan menggunakan scoth tape
Sebab 3 : Sensor rusak
Tindakan : Hubungi teknisi untuk perbaikan atau penggantian
5. Setelah restart jam mesin menunjukkan jam 0:0
Sebab : Bateray habis
Tindakan : Hubungi teknisi untuk penggantian
6. Lampu sensor mati
Sebab : Led sensor rusak atau konektornya patah
Tindakan : Hubungi teknisi untuk penggantian
7. Bunyi keypad dan suara yang lain tidak bunyi
Sebab : Speaker atau Buzzer rusak
Tindakan : Hubungi teknisi untuk penggantian
G. Tips memilih absensi sidik jari
Beberapa tips untuk memilih absensi sidik jari :
a. Kapasitas
Kapasitas ini meliputi jumlah user, jumlah sidik jari, jumlah kartu maupun daya tampung data absensi. Jika karyawan Anda hanya berjumlah 50 orang, Anda tidak perlu membeli alat absensi sidik jari dengan kapasitas user sampai 50.000 user. Jumlah daya tampung data absensi juga penting untuk Anda perhatikan. Hal ini untuk berjaga-jaga kapan anda harus menghapus data tersebut dari mesin. Karena untuk tipe mesin standalone, jika log capacity-nya sudah penuh, data absensi tidak bisa disimpan di mesin lagib. Kualitas Sensor
Untuk menilai kualitas sensor ini agak sulit, tapi Anda bisa mengecek melalui fisiknya, apakah tahan gores atau masih dilapisi silikon yang rentan untuk dirusak oleh user. Kecepatan baca juga menjadi hal yang perlu diperhatikan. Kecepatan yang baik harus kurang dari 1 detik.
Beberapa parameter pengukuran mesin absensi sidik jari seperti FAR, FRR, FER, FCR dan lain-lain bisa diperhatikan. Anda coba untuk registrasi dalam berbagai posisi, jika mesin masih menerima satu jari dengan posisi yang berbeda, sebaiknya Anda memilih mesin yang lain.c. Komunikasi
Ada banyak fasilitas komunikasi pada mesin absensi sidik jari. Seperti TCP/IP, RS232, RS485, Wiegand, Wifi, USB Kabel, maupun menggunakan Usb Flashdisk atau bahkan support diakses dari internet. Semakin banyak fasilitas semakin bagus, tetapi harus disesuikan kebutuhan Anda karena semakin banyak fasilitas komunikasi, harga mesin absensi sidik jari juga akan semakin mahal.d. Acess Control Support
Anda bisa memilih mesin absensi sidik jari yang juga bisa difungsikan sebagai alat akses kontrol pintu. Tetapi jika hanya untuk absensi saja, maka fasilitas ini diabaikan saja, karena dengan adanya fasilitas ini menyebabkan harganya lebih mahal.2. Software
Software juga merupakan unsur yang sangat penting untuk diperhatikan. Beberapa Mesin Absensi Sidik Jari telah dilengkapi dengan software yang cukup lengkap seperti laporan rekap harian dan bulanan. Software ini dapat berupa aplikasi desktop yang dapat dijalankan pada local komputer. Beberapa Mesin Absensi Sidik Jari ada pula yang dilengkapi Aplikasi Reporting Berbasis Web yang memungkinkan pengguna mengakses software lewat network local maupun internet.
3. Anggaran Keuangan
Sebelum membeli lihat dulu anggaran pembelian mesin absensi anda. Harga mesin absensi bermacam-macam. Mulai dari 1jutaan bahkan sampai puluhan juta tergantung fiturnya.
4. Layanan Purna Jual
Carilah vendor penjual mesin absensi sidik jari yang memberikan layanan purna jual yang baik. Baik berupa garansi alat maupun kesediaan training penggunaan alat. Banyak sekali orang yang akhirnya tidak bisa memaksimalkan fungsi absensi sidik jari karena tidak fasilitas training dari vendor.

Sabtu, 22 November 2014

Tips : Bagaimana Memilih SIM Rumah Sakit yang Handal

Memilih aplikasi untuk rumah sakit (SIM RS) ternyata memerlukan kehati-hatian, karena memang di pasaran tersedia banyak sekali, dari yang berharga murah dan bahkan bisa menyicil hingga berharga milyaran.. Oleh karena itu, memilih software SIMRS tidaklah mudah, banyak parameters yang harus diperhatikan agar tidak kecewa karena investasinya pasti mahal. Berikut adalah beberapa tips yang diambil dari berbagai sumber bagaimana memilih SIMRS yang baik :
  1. Pastikan si pengembang sudah berpengalaman minimal implementasi 2 rumah sakit atau lebih.
  2. Pastikan si pengembang bisa mempresentasikan software SIMRSnya yang bisa ngelink
  3. Pastikan SIMRS mendukung multi tarif karena setiap rumah sakit pasti mempunyai multi tarif.
  4. Untuk Farmasi pastikan ada modul pembelian, penjualan, inventory multi gudang, dan pastikan pula SIMRS bisa menentukan multi margin obat dan alkes.
  5. Untuk bagian Marketing pastikan SIMRS bisa membatasi obat yang di-Cover asuransi atau tidak, bisa mengatur tarif sesuai kontrak dengan asuransi, serta multi administrasi.
  6. Pastikan laporan-laporan sudah cukup lengkap.
  7. Pastikan SIMRS support dengan laporan DEPKES RL1-RL6.
  8. Terjaminnya Implementasi Sampai Jalan.
 Berikut beberapa tips guna memilih aplikasi SIMRS yang tepat sehingga investasi, konsumsi waktu dan tenaga tidak sia-sia.
  1. Client Listed, jika vendor telah memiliki beberapa daftar klien yang telah menggunakan aplikasi SIMRS, ini bisa menjadi acuan sebelum menentukan untuk memilih vendor SIMRS.
  2. Ready to Use, pastikan aplikasi SIMRS telah siap pakai dan dapat dikustomisasi selanjutnya jika ada beberapa penambahan maupun pengembangan SIMRS
  3. Demo Screen, pada saat vendor melakukan presentasi, tanyakan juga kepada vendor untuk melakukan demo. Demo tersebut dapat di mulai dari yang sederhana seperti pendaftaran, konsul dokter, pemberian tindakan baik tindakan penunjang medis maupun tindakan medis lainnya. lalu pemberian obat dari apotik kemudian lihat dan cocokan jumlah tagihan pasien.
  4. Staying Power, pastikan vendor SIMRS telah berdiri sedikitnya 5(lima) tahun. lima tahun merupakan waktu yang cukup baik untuk vendor dalam memberikan layanan purna jual, pengembangan yang berkelanjutan, pemahaman akan aplikasi SIMRS semakin matang serta eksistensi vendor tersebut. jangan sampai anda membeli aplikasi SIMRS setelah tahun kedua vendor tersebut telah tutup
  5. Trial Version, jika memungkinkan, minta vendor untuk memberikan trial minimal 3(tiga) bulan. memang diperlukan biaya implementasi khusus pada periode trial, setidaknya meyakinkan anda sebelum memutuskan akan memilih vendor SIMRS.
Kesimpulan:
Ada banyak vendor SIMRS di indonesia, baik yang berasal dari luar negeri maupun lokal tidak  menjamin bahwa aplikasi yang mereka tawarkan adalah yang terbaik. Harga Aplikasi, baik yang mulai dari 75jutaan ± 3 Miliar semuanya memberikan fungsi dasar yang sama. Yang membedakan adalah beberapa fitur tambahan, proses implementasi, kustomisasi, layanan teknis, dan lainnya.


sumber : http://rsud.rejanglebongkab.go.id/tips-bagaimana-memilih-sim-rumah-sakit-yang-handal/

Peran SIM di Rumah Sakit

Manajemen adalah suatu rentetan langkah yang terpadu yang mengembangkan suatu organisasi sebagai suatu sistem yang bersifat sosio-ekonomis-teknis. Sosio berarti menunjukkan peran penting manusia dalam menggerakkan seluruh sistem organisasi. Ekonomi berarti kegiatan dalam sistem organisasi ini bertujuan memenuhi kebutuhan hakiki manusia. Teknis berarti dalm kegiatan ini digunakan alat dan cara tertentu secara sistematis (Kadarman dan Udaya 1993).
 Difinisi rumah sakit ialah institusi (fasilitas) yang menyediakan pelayanan pasien rawat inap. American Hospital Association di tahun 1978 menyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu institusi yang fungsi utamanya ialah memberikan pelayanan kepada pasien diagnostik dan terapeutik untuk berbagai penyakit dan masalah kesehatan, baik yang bersifat bedah maupun non bedah.
Sumarni dan Suprihanto (1993) menyatakan bahwa SIM (Sistem Informasi Manajemen) adalah sistem manusia atau mesin yang terpadu, untuk menyajikan informasi, guna mendukung fungsi operasi manajemen dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.
Pelayanan rumah sakit mengandalkan informasi secara intensif. Informasi memainkan peranan vital dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi dapat digunakan sebagai sarana strategis untuk memberikan pelayanan yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan. Pelanggan rumah sakit dapat berupa pelanggan internal dan juga eksternal. Pelanggan internal adalah pemilik, pemimpin dan seluruh karyawan rumah sakit itu sendiri. Pelanggan eksternal dapat mulai pasien, keluarganya, rekanan pemasok dan juga masyarakat luas. Hario Kusnanto dalam makalahnya yang disampaikan pada Kongres PERSI VII 1996 menyatakan bahwa sistem informasi rumah sakit amat berperan dalam memadukan berbagai kepentingan dari berbagai pelanggan rumah sakit. SIM (Sistem Informasi Manajemen) rumah sakit dapat berfungsi memadukan kepentingan pelanggan dalam derap bersama mencapai visi dan misi rumah sakit. Informasi merupakan sarana potensial untuk memberdayakan pelanggan internal dan eksternal suatu rumah sakit.
Rowland dan Rowland (1984 ) menyebutkan bahwa peran SIM dirumah sakit dapat pada funsi medikal maupun pada fungsi bisnis. Untuk setiap fungsi, SIM dapat berperan baik dalam sistem transaksi, perencanaan operaional, sistem pengawasan serta perencanaan strstegis. Dengan bahasa yang agak berbeda, J.R. Griffith juga mengemukakan bahwa perkembangan SIM di rumah sakit dapat mencakup care related system dan management related system.
Bambang Hartono menyampaikan bahwa belum banyak dijumpai informasi tentang mutu pelayanan rumah sakit di negara kita. Hal ini terjadi karena di rumah sakit ternyata masih kurang diperhatikan konsep mutu itu sendiri, masih kurang seriusnya pengelolaan sistem informasi manajemen serta belum banyaknya dibuat standar mutu pelayanan di rumah sakit. Ada tiga pendekatan untuk mendapatkan indikator mutu pelayanan rumah sakit, yaitu pendekatan struktural, prosedural dan pendekatan dampak.
Rekam medis sebagai salah satu bentuk SIM RS berperan penting dalam peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dalam beberapa aspek, sebagai berikut : a) Aspek administratif, b) Aspek hukum, c) Aspek keuangan, d) Aspek riset dan edukasi, e) Aspek dokumentasi.
Hari Kusnanto menyampaikan beberapa alasan mengapa SIM RS belum berkembang pesat, antara lain : a) konsep ekonomi informasi kesehatan belum dirumuskan secara jelas, b) manajer belum betul – betul memahami perlunya SIM RS, c) keasingan terhadap teknologi informasi, d) kesulitan dalam menghadapi perubahan budaya dan perilaku dengan diterapkannya SIM RS, e) kurangnya saling pengertian antara klinisi, manajer dan pengelola SIM RS.
J.R. Griffith menyatakan bahwa SIM RS amat berperan dalam akuntansi manajemen dan juga audit medik. Akuntansi manajemen meliputi : a) penagihan pembayaran pasien, b) pembayaran gaji dan insentif sesuai baban kerja, c) pemesanan logistik rumah sakit, d) pengurusan dengan pihak ketiga dalam asuransi, e) perencanaan keuangan. Dalam audik medik, SIM RS amat diperlukan mengingat terjadinya tiga hal penting di rumah sakit :
  1. Teknologi kedokteran kini makin berkembang, makin kompleks, makin kuat, makin punya resiko bahaya dan makin mahal, karena itu memerlukan pengawasan yang ketat.
  2. Teknologi sistem informasi pun kian canggih sehingga memungkinkan melakukan pengawasan ketat dengan biaya yang wajar.
  3. Situasi lingkungan yang mengharuskan pelayanan kesehatan di rumah sakit dilakukan seefektif dan seefisien mungkin.
Pelayanan sistem informasi dirumah sakit tentu juga harus dinilai secara berkala. Beberapa hal yang patut dapat perhatian adalah ada tidaknya keterlambatan dalam pelayanan, bagaimana kepuasan pengguna jasa SIM RS di dalam rumah sakit itu sendiri, bagaimana pendapat konsultan luar terdapat jalannya SIM RS, beberapa besar biaya yang dihabiskan dibandingkan dengan penghematan yang didapat serta evaluasi umumnya terdapat rencana pengembangan yang ada.

Sumber : http://validconsulting.wordpress.com/2012/11/20/peran-sim-di-rumah-sakit/

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

Di level manapun didalam organisasi pasti ada keputusan yang harus diambil. Keputusan yang baik selalu mengadalkan informasi yang akurat, tepat dan terkini. Tanpa Informasi tersebut pengambilan keputusan yang diambil hanya berdasarkan intuisi atau perasahaan. Sayangnya untuk mendapatkan informasi yang berkualitas tersebut tidak mudah. Disinilah terlihat jelas peran sebuah sistem yang mampu menghasilkan informasi pada sebuah organisasi. Kalau organisasinya sebuah rumah sakit, kita sebut saja sistem itu adalah Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS).
Solusi yang dijanjikan SIMRS
Banyak solusi yang dijanjikaan oleh SIMRS yang berbasis Tenologi Informasi, diantaranya ;
 Untuk Rumah Sakit :
-      Meningkatkan pelayanan diagnosis dan pengobatan.
-      Memberikan informasi yang presisi dan cepat untuk mengambil keputusan.
-      Meningkatkan efektifitas SDM dan menurunkan beban kerja.
Untuk Dokter :
-      Efisiensi manajemen utilisasi informasi klinikal
-      Tersedianya database untuk pendidikan dan penelitian
-      Membantu mengambil keputusan klinik
-      Meningkatkan proses medik melalui menurunan catatan  dan jam kerja.
-      Meningkatkan perbandingan nurse
Untuk Pasien :
-      Menurunkan waktu tunggu untuk diagnosis dan pengobatan (Registrasi, Pengobatan, Medication, Diagnosis & dll)
-      Meningkatkan kepercayaan pengobatan dan biaya yang ditimbulkan.
-      Pelayanan Klinikal yang lebih baik.
Masalah yang ditimbulkan SIMRS
Janji manis yang ditawarkan SIMRS ternyata banyak menimbulkan masalah. Masalahnya adalah kegagalan dalam membangun dan mengembangkan SIMRS itu sendiri. Dari pengamatan para konsultan IT yang bergerak di bidang SIMRS di Indonesia tidak kurang dari 7 Rumah Sakit baik Negeri maupun suwasta mengalami kegagalan dalam membangun dan mengembangkan SIMRS.
Selain itu ada juga beberapa Rumah Sakit melakukan Outsourcing  SIRS, akibatnya biaya yang ditimbulkan setiap bulan menjadi masalah (Rp.150 juta hingga Rp.200 Juta per bulan). Outsourcing SIMRS akan  menimbulkan ketergantungan yang besar, ini disebabkan didalam SIMRS terdapat proses bisnis. Berbeda dengan kegiatan yang tidak melibatkan proses bisnis, misalnya cleaning service atau satpam.
Pengalaman Pengembang & Faktor Pemeliharaan Aplikasi Mengurangi Kegagalan SIMRS
SIMRS bukan hanya sekedar teknologi informasi, didalamnya terdapat sub-sub sistem lain seperti Prosedur, SDM dan lain-lain. Pengalaman pegembang SIMRS sangat berperan dalam menentukan keberhasilan SIMRS. Hal ini karena Rumah Sakit adalah organisasi yang komplek. Setelah faktor pengembang ada faktor lain yaitu pemeliharaan aplikasi, pemeliharaan aplikasi berbeda dengan pemeliharaan hardware. Pemeliharaan aplikasi merupakan pengembangan yang tiada pernah henti. Kalau pemeliharaan ini diserahkan ke vendor maka akan membuat ketergantungan pada vendor, sudah tentu cost yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Karena itu rumah sakit harus memiliki SDM SIMRS sendiri yang terlatih dan memahami semua kegiatan yang ada di rumah sakit.

Sumber : http://hermanzacharias.wordpress.com/2012/06/27/pengembangan-sistem-informasi-rumah-sakit-simrs/

Jumat, 21 November 2014

Medical Linux

Medical Linux adalah sebuah sistem operasi berbasis linux (xubuntu) yang secara khusus digunakan dalam dunia medis maupun kesehatan. Beberapa koleksi perangkat lunak yang berada dalam sistem operasi tersebut dapat berjalan pada komputer Anda.
Projek Medical Linux pertama kali digagas oleh Dr. Mahmud Ghaznawie dan Fadly Kasim bersama Tim ICT Center Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin kemudian pada pengembangan selanjutnya dilakukan oleh organisasi internal STMIK AKBA yang fokus pada pemanfaatan teknologi open source yakni Unit Kegiatan Mahasiswa Cyber Open Source STMIK AKBA Makassar.



Fitur :

Aeskulap Viewer

Aeskulap
Aeskulap is a medical image viewer.
It is able to load a series of special images stored in the DICOM format for review. Additionally Aeskulap is able to query and fetch DICOM images from archive nodes (also called PACS) over the network.
The goal of this project is to create a full open source replacement for commercially available DICOM viewers. Details

Clinica

Clinica
Simple tool for the desktop to mantain medical records. It is thought to be easy to use and it’s mainly addressed to a single doctor. Details

Cycle

Cycle
Cycle is a calendar program for women. Given a cycle length or statistics for several periods, it can calculate the days until menstruation, the days of “safe” sex, the fertile period, and the days to ovulations, and define the d.o.b. of a child. It allows the user to write notes and helps to supervise the reception of hormonal contraceptive tablets. Details

FreeMedForms

Freemed
FreeMedForms is a multi-user, Open EMR (electronic medical record) manager. It is free and open source. The main objective of FreeMedForms is to create a highly dynamic EMR manager where patient files are defined by a set of XML scripted files. Interoperability and internationalization are main objectives too. Details

FreeDiams

Freediams
FreeDiams prescriber is the result of FreeMedForms prescriber plugins built into a standalone application. FreeDiams is a multi-platform (MacOS, Linux, FreeBSD, Windows), free and open source released under the GPLv3 license.
It is mainly developed by medical doctors and is intended for use by these same professionals. It can be used alone to prescribe and / or test drug interactions within a prescription. It can be linked to any application thanks to its command line parameters

SIMRS yang Handal

Mendukung bisnis proses rumah sakit .
Beberapa rumah sakit telah menerapkan system kendali mutu atau prosedur mutu dalam pelaksanaan
Prosedur mutu sangat fleksibel dan mudah diaplikasikan namun membutuhkan satu tenaga Manager Representative yang independen.
Uraiyan bisnis proses secara rinci dibuat dalam standar operasional prosedur dan masing masing SOP yang bisa saja mempunyai beberapa catatan instruksi
Semua SOP dituangkan dalam lembar eProsedur Mutu  dan dikendalikan (Terkendali oleh aplikasi)  sehingga apabila dalam pelaksanaan nya terjadi ketidak sesuaian maka modul EWS memberikan signal/peringatan dan selanjutnya oleh Manager Representative membuatkan tindakan koreksi sekaligus membuatkan tindakan pencegahannya.
Bisnis proses yang dituangkan dalam SOP tersebut dievaluasi minimal 2 kali setahun dan mutlak dilakukan pengembangan
operasional rumah sakit, baik yang sertifikasi maupun non sertifikasi.
Pasien mudah mendapatkan informasi , baik diloket pelayanan, media jaringan computer atau di internet.
Sasaran utama informasi tentang rumah sakit yaitu kepada pengguna dalam hal ini masyarakat. Umumnya kebutuhan masyarakat tentang hal rumah sakit yaitu “Mutu Pelayanan” (baca aspek pasien…red) harapan dari mereka yaitu apakah bisa sembuh kalau berobat atau apakah pemeliharaan kesehatan yang diberikan cukup berkualitas, kedua tentang “Biaya”, adakah informasi tentang biaya yang jelas dan pasti, karena sampai saat ini posisi pasien berada di “Ketidak tahuan tentang biaya pelayanan dirumah sakit”
Mudah diaplikasikan, Single Data Entry, Aman dalam penyimpanan , data akurat.
Single data entry dalam SIRS dimaksukan agar perekaman data baik data pelanggan/pasien maupun data /informasi lainnya yang berkaitan dengan operasional rumah sakit di inputkan hanya sekali saja. Hal ini dapat diperoleh dengan menetapkan satu kata kunci agar data tidak terduplikasi atau tidak kehilangan makna.
Data Aman dan Akurat dimaksukan :
Pada waktu data tersebut di akses kembali tidak berubah artinya yang ada hanya penambahan data dan data tersebut tidak terlepas dari data induknya.
Sewaktu data di nonaktifkan tidak hilang dan sewaktu waktu dapat di reproduksi dan tidak berubah.
Semua item data mempunyai arti dan terkait satu sama lainnya, artinya tidak ada satupun data yang berdiri sendiri.
Tidak ada satu item data yang mempunyai arti/ nomenklatur yang berbeda.
Secara fisik data tersebut aman dalam arti seluas-luasnya, bebas dari ancaman kerusakan / kehilangan. Kalaupun terjadi hal tersebut .dapat diproduksi kembali dari salinan yang dibuat secara mirroring.
Ciri khas suatu aplikasi yang baik yaitu tidak ada proses perubahan data atau penghapusan data. dan untuk menghindari kesalahan operator (Human Error), maka proses input data diminimalisasi dengan penggunahan item pilihan yang telah di tetapkan.
Efisien dalam hal tenaga, biaya dan waktu , bila perlu paper less
SIRS yang Efisien, Suatu ciri khas sistem yang baik dan dinamis yaitu dapat mengantisipasi perubahan, dalam arti perubahan (bisnis proses) yang terjadi tidak menyebabkan adanya penambahan sumber daya. bila perlu beberapa kegiatan yang selama ini dapat menyerap sumber daya yang cukub besar, dan dengan pemanfaatan aplikasi , justru dapat diminimalisasi bila perlu diambil alih seluruhnya oleh aplikasi.Lain halnya dalam pemeliharaan peningkatan atau pengembangan kinerja Software memang perlu adanya persiapan /perencanaan angaran yang pasti.
Efektif mencegah terjadinya potensi permasalahan : Lonjakan antrian pasien, Pengaturan ruang perawatan, Moral Hazard Pelangan eksternal maupun internal
Potensi Permasalahan SIRS, Suatu Aplikasi SIRS yang andal apabila dapat mengantisipasi adanya perubahan dalam SOP , Kebijakan, peraturan-peraturan atau adanya pengembangan subsistem dalam rumah sakit.
Berikut ini saya akan menampilkan beberapa perubahan terbanyak yang seharusnya terjadi/ tidak dapat dihindari (karena perubahan tersebut dapat meningkatkan citra rumah sakit) , tetapi dapat menimbulkan permasalahan pada Aplikasi SIRS (asumsi telah mempunyai Aplikasi SIRS/SIMRS):
  1. Pelayanan Registrasi yang awalnya registrasi hanya diloket kemudian dikembangkan menjadi registrasi dibeberapa tempat atau registrasi online.
  2. Pelayanan obat rawat inap yang awalnya menggunakan sistem peresepan berubah menjadi penggunaan CPO (catatan pemberian obat) pada ODDD atau OUDD
  3. Perubahan tarif pelayanan maupun pola tarif.
  4. Peningkatan status klas/tingkat rumah sakit maupun adanya akreditasi rumah sakit
  5. Adanya Aplikasi pihak ketiga misalnya dari pemasok BAKHP/KSO atau Penjamin.
  6. Perubahan monitoring dan evaluasi indikator kinerja rumah sakit
  7. Penerapan ISO terakreditasi atau atau pengembangan standar pelayanan internasional lainya
  8. Penataan catatan medik dan data pelanggan
  9. Pengendalian Fraud atau Abuse dari aspek rumah sakit, pelanggan atau penjamin
  10. Perubahan pengukuran kinerja /pengganjian pegawai/karyawan
dan lain-lain perubahan atau pengembangan medical pathway’s atau pengembangan subsistem lainya misalnya jenjang pendidikan, kepangkatan , prestasi.
Dinamis dan fleksibel, dapat mengantisipasi perubahan.
Perubahan SIRS, Suatu aplikasi yang baik yaitu apabila ada perubahan yang dituntut demi untuk meningkatkan citra suatu unit kerja , tidak perlu dilakukan perubahan dalam aplikasi itu sendiri. Artinya aplikasi tersebut sangat fleksibel. sebagai satu contoh dalam penetapan suatu tarif paket yang terdiri dari pemberian BAKHP, Jasa Medis , Jasa rumah sakit dan obat standar rumah sakit. dan dalam perkembangannya pola paket ini harus di urai kembali. dan demikian pula sebaliknya. atau contoh yang lain pada pelayanan rawat inap yang menggunakan pemberian obat secara peresepan dan diubah menjadi cara ODDD atau OUDD. maka suatu aplikasi yang baik tidak perlu ada perubahan pemograman dalam aplikasi.
Apabila Anda sebagai Vendor/pengembang atau sebagai konsultan atau mungkin sebagai manajemen rumah sakit dan terlibat dan menyiapkan waktu apalagi biaya untuk perubahan pemograman . maka saya dapat katakan bahwa aplikasi tersebut termasuk aplikasi Gatek (Gagal teknologi) dan keadaan inilah yang menjadi pemicu utama ketidak puasaan dari user
EWS (Early Warning System) dalam SIRS
Aplikasi yang terbilang cukup canggih apabila dalam pelaksanaan operasional rutin suatu rumah sakit, aplikasi dapat memberikan signal peringatan pada user bahwa sistem yang sementara berjalan tidak sesuai dengan semesti apakah itu indikator kinerja yang kurang tercapai atau sangat melampau yang tidak sesuai dengan perencanaan. dan lebih baik lagi apabila sekaligus dapat memberikan alternatif pencegahan atau koreksi dalam berbagai tingkat.

Sumber : http://inticom.wordpress.com/sirs/

Sistem Informasi Manajemen Obat (SIMO)

SIMO adalah suatu tatanan manusia/peralatan yang menyediakan informasi yang membantu proses manajemen pengelolaan obat. Pengelolaan perbekalan kefarmasian ini biasanya terintegrasi dalam system jaringan teknologi informasi yang didukung oleh piranti lunak atau pemprograman khusus ( soffware ). SIMO dilatarbelakangi oleh perubahan sistem pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan ke arah keterpaduan yang berlandaskan prinsip supply chain management maka diperlukan sistem benchmarking yang berguna dalam menganalisis kinerja berdasarkan indikator – indikator yang ada dan melakukan perbandingan. Benchmarking adalah pola pengukuran dan penilaian kinerja berdasarkan indikator, standar dan perbandingan hasil. Menjamin tersedianya obat yang bermutu dengan jenis dan jumlah yang tepat, tersebar secara merata dan teratur, sehingga akan mempercepat pelayanan kesehatan yang tepat waktu serta memudahkan masyarakat yang membutuhkan. Informasi yang optimal yang diharapkan dari SIMO terdiri dari informasi dasar berbasis masyarakat (community based information)dan informasi dasar berbasis fasilitas pelayanan (facility based information). Pengembangan penggunaan Sistem Informasi dan Manajemen Obat ( SIMO ) sangat dipengaruhi oleh prioritas program dan kegiatan, administrasi yang valid dan akurat, kemampuan sumber daya manusia ( SDM ) yang ada, ketersediaan alokasi dana yang berkesinambungan, dan perangkat teknologi dan sistem jaringan yang memadai. Manfaat SIMO adalah cepatnya pelayanan, akuratnya tindakan yang diterima, mudahnya mendapatkan informasi, kemudahan dan kesederhanaan proses-proses administrasi, perencanaan menjadi terorganisir rapi, memudahkan proses monitoring dan evaluasi, mempermudah dalam proses pengambilan keputusan/kebijakan.

Sumber : http://srisugianto.blogspot.com/

Kamis, 20 November 2014

OpenMRS, Aplikasi Rekam Medis Gratis

Pengelolaan data pasien yang sangat banyak akan menyulitkan ketika dilakukan secara manual sehingga penerapan teknologi menjadi sebuah hal yang penting untuk efektivitas dan efisiensi. Aplikasi rekam medik telah banyak tersedia, baik yang berlisensi ataupun yang tidak berbayar atau gratis. Diantara aplikasi rekam medis yang tidak berbayar adalah OpenMRS.

OpenMRS adalah sebuah rekam medis elektronik perusahaan (enterprise electronic medical record) yang dikembangkan oleh komunitas dan memiliki kode sumber (source code) yang terbuka (open source). Dengan desain open source tersebut, maka OpenMRS dapat dikembangkan sendiri oleh pengguna meskipun tanpa kemampuan pemrograman yang mendalam, namun lebih ditekankan kepada analisis sistem dan pengetahuan medis/klinik.

OpenMRS dibuat dengan struktur basis data konseptual yang tidak tergantung dengan jenis informasi yang ingin ditampilkan atau dikelola, sehingga dapat disesuaikan dengan berbagai kepentingan pengelolaan informasi yang dimiliki oleh pengguna. Selain itu, OpenMRS dapat dikembangkan dengan sistem modular, yang artinya pengembangan dapat dilakukan per modul sesuai dengan kebutuhan. OpenMRS adalah program berbasis web dengan Java sehingga dapat berjalan di berbagai sistem operasi (Aprisa, 2010). (Baca di http://simkes.fk.ugm.ac.id/2010/10/ulas-dan-coba-openmrs-bersama-developer-nyoman-ribeka-di-fiki-2010/).

Aplikasi ini dapat dikembangkan sedemikian rupa oleh pengguna sesuai dengan kebutuhan tanpa harus mengeluarkan dana besar untuk membangun sebuah fasilitas rekam medis elektronik. Yang diperlukan adalah itikad baik, motivasi yang kuat dan kreativitas agar aplikasi ini dapat dikembangkan dan diimplementasikan sesuai kebutuhan pengguna.

Informasi selengkapnya tentang OpenMRS ini dapat dibaca di http://openmrs.org/. 

sumber : http://abhique.blogspot.com/2010/10/openmrs-aplikasi-rekam-medis-gratis.html

GNUMed,Software Open Source untuk Rekam Medik

Gnumed adalah software opensource untuk praktek medis. Jika latihan (atau praktik yang Anda lakukan untuk TI) sangat membutuhkan sistem pencatatan elektronik, dan Anda tidak mau harus mengeluarkan uang anda seluruhnya hanya untuk membeli software proprietary maka GNUMed solusinya, Gnumed mungkin akan menjadi tools yang sempurna untuk Anda .
Gnumed sendiri dikembangkan oleh dokter dan programmer dari seluruh dunia dan telah mendapatkan banyak pujian. Gnumed ini dibagi menjadi klien dan server backend dan dilepaskan untuk kedua platform Linux dan platform Windows. Untuk menggunakan Gnumed Anda harus memiliki Server dan Running. Anda bisa melihat demo Gnumed dengan menghubungkannya ke salah satu database demo publik.
Untuk tujuan pengantar artikel ini , kita akan terhubung ke server demo publik. Dalam artikel ini juga saya akan menguraikan pengaturan server backend untuk Gnumed.
Tahap Instalasi
Untungnya Gnumed Client akan ditemukan dalam repositori distribusi Anda. Jadi untuk menginstal perangkat lunak Anda hanya perlu ikuti langkah berikut:
  • Buka Software Center anda.
  • Cari “gnumed” (tanpa tanda kutip).
  • Pilih hasil untuk instalasi.
  • Klik Apply untuk menginstal.

Setelah terinstal aplikasi dapat dimulai dari Office sub-menu di Menu Aplikasi. Saat pertama kali anda akan disambut oleh jendela koneksi. Pada windows ini anda harus memasukkan identitas agar terhubung ke server.
Namun bagi yang hanya ingin menguji Gnumed maka anda harus menghubungkannya ke server uji publik. Berikut adalah informasi agar anda terhubungkan ke server publik:
Backend: database Gnumed publik
username: any-doc
password: any-doc
Setelah otentikasi berhasil Anda akan disambut dengan layar selamat datang dan memperingatkan Anda bahwa ini adalah database yang dapat diakses publik, setiap data yang Anda tambahkan akan hilang. Setelah Anda OK,Anda akan melihat jendela lain yang mengharuskan Anda untuk mengatur bahasa database. Secara default bahasa akan menjadi “None” dan perlu diatur (untuk demo) untuk “en_US”. Untuk melakukan ini semua yang perlu Anda lakukan adalah klik tombol Set.
Setelah bahasa database diatur jendela utama akan terbuka. Seperti yang Anda lihat, semua pasien yang masuk akan tercantum dalam jendela ini. Dari sini Anda dapat melakukan apa saja yang perlu Anda lakukan.
Mungkin akan ada yang bertanya. Apa yang dapat Anda lakukan dengan Gnumed?
yah fitur GNUMed meliputi:
  • Manajemen Pengangkatan
  • Manajemen Klien
  • Manajemen Staf
  • Catatan Alergi Pasien
  • Mempunyai Bentuk dan huruf.
  • Pesan Masuk
  • Melacak kemajuan pasien.
  • Jurnal Dokter
  • Manajemen Dokumen
  • Informasi obat.
  • Built-in generator laporan.
Notes: Kelemahan nya yang saya temui adalah database publik cukup lambat,Namun jangan khatawtir ini di sebabkan karena menggunakan database publik, karena Gnumed berjalan jauh,jadi bila anda ingin menggunakannya lebih maksimal anda bisa menggunakan backend lokal.
Jadi kesimpulan yang saya dapat setelah menggunakan aplikasi ini adalah Gnumed adalah software opensource yang luar biasa untuk praktek medis. Dengan fitur yang sama persis dengan software proprietary yang sangat mahal, seakan-akan tidak terlihat lagi ini adalah sebuah aplikasi yang opensource dan kita selayaknya memberikan applause dan jempol kepada para dokter dan programmer yang ikut mendevelop aplikasi ini yang rela tidak bayar namun untuk kesejahteraan umat tidak memandang ras ,agama,budaya dll . Kedepannya,Gnumed akan menyiapkan server backend sehingga Anda bisa mulai benar-benar menggunakan Gnumed untuk latihan anda dengan lancar.
Silahkan mencoba aplikasi ini bagi anda yang bekerja ataupun belajar tentang kesehatan terutama yang berkaitan dengan fitur aplikasi ini,mari majukan dunia kesehatan indonesia dengan aplikasi yang opensource demi kepentingan umat yang lebih baik. Jika anda mempunyai saran dan ingin berkonstribusi silahkan sematkan saran anda ke sini
Yang terakhir yang ingin saya ungkapkan adalah software Open source bukan hanya untuk kita-kita anda IT namun ada baiknya semua lapisan masyarakat dapat menggunakan dan merasakan manfaatnya,kalau anda yang tidak memulainya dari sekarang,Siapa lagi? silahkan sebarkan ke teman-teman kalian informasi ini ,ingat satu hal ,mungkin jika anda menyebarkannya anda tidak akan sakit,jatuh miskin,kehilangan rumah dan kehilangann pekerjaan anda namun bila anda tidak menyebarkan maka bangsa ini akan terus begini-begini dari masa ke masa,jutaan atau bahkan milyaran biaya keluar hanya untuk membeli produk proprietary yang seharusnya sudah harus ada alternative lain . 

sumber : http://newbieilmu.wordpress.com/2012/07/08/gnumedsoftware-open-source-untuk-rekam-medik/

Sistem Informasi Rumah Sakit, bukan sekedar solusi teknologi

Beberapa hari yang lalu saya menghadiri presentasi satu perusahaan yang menjelaskan software sistem informasi rumah sakit yang mereka tawarkan. Sekilas terlihat memukau, setidaknya bagi eksekutif yang awam dalam dunia teknologi informasi.

Dalam presentasinya disebutkan betapa aplikasi sistem informasi tersebut mampu  mewujudkan paperless system di rumah sakit sehingga seorang dokter yang memeriksa pasien di poliklinik misalnya, tidak perlu lagi menuliskan resep di kertas dan menyerahkannya ke pasien seperti praktek yang umum. Demikian pula dengan dokumen yang terkait data pasien, cukup dipantau dan di-update melalui layar komputer. Resep yang dibuatkan dokter akan ditulis di layar komputer yang secara otomatis akan meneruskan informasi ini ke apotik dan kasir. Dengan proses ini,  pemasukan rumah sakit dari pembelian obat-obatan diyakini akan meningkat. Soalnya, prosedur seperti diatas akan menggiring pasien untuk membeli obat dari apotik milik rumah sakit.

Otomatisasi ini tentu saja akan memangkas proses peredaran dokumen antara bagian administrasi dan dokter yang biasanya dilakukan dengan bantuan office boy. Kini semuanya akan ditangani oleh komputer.
Jika Anda memiliki asuransi kesehatan tertentu, tidak perlu pusing. Semua akan ditangani di meja kasir yang akan berurusan dengan broker asuransi kesehatan Anda.  Dalam hitungan menit, mereka akan menilai klaim pengobatan (dan laboratorium maupun biaya rawat inap) yang dikirim pihak rumah sakit secara elektronik untuk diberikan persetujuan atau ditolak.
Pasien cukup duduk manis dan bersabar sebelum diminta membayar selisih biaya jika klaimnya lebih besar dari biaya yang ditanggung asuransi.
Itulah antara lain fungsi utama sistem informasi rumah sakit (hospital information system). Memang masih ada fitur-fitur tambahan lainnya seperti interkoneksi dengan unit-unit pendukung lainnya di rumah sakit, seperti ruang operasi, instalasi rawat inap, instalasi gawat darurat, dapur, inventory, kepegawaian hingga manajemen.

Namun kalau melihat realita saat ini, khususnya rumah sakit yang dikelola pemerintah (pusat atau daerah), sistem informasi yang digunakan sebagian besar masih jauh dari ideal. Pasien masih dilayani dengan proses kerja yang manual. Sejak dari pendaftaran hingga pembayaran serta pengambilan obat di apotik, belum ada mata rantai proses yang terintegrasi. Pada beberapa rumah sakit swasta, kondisinya agak berbeda. Rumah sakit swasta yang besar kondisinya sudah jauh lebih baik, prosesnya sudah mulai terintegrasi. Tetapi apakah semua prosesnya sudah terpadu dan bisa dikatakan 100% paperless? Jawabannya, belum.

Kenyataannya semua rumah sakit di Indonesia saat ini belum memiliki sistem informasi yang telah mengintegrasikan semua proses yang ada. Khususnya unit-unit seperti laboratorium darah, X-Ray, CT-Scan dan MRI memiliki peralatan electronic medical records yang masih berdiri sendiri, belum terintegrasi kedalam database hospital information system. Sehingga seorang dokter yang ingin mengetahui hasil pemeriksaan darah atau hasil CT-Scan pasiennya, belum bisa memonitor hasilnya dari layar komputer secara online.

Untuk mengintegrasikan keseluruhan mata rantai proses di rumah sakit jelas dibutuhkan biaya yang tidak sedikit karena implementasinya lebih rumit dibandingkan sistem informasi industri di sektor komersial.
Tapi yang sering paling dilupakan orang adalah aspek non-teknis dari implementasi sebuah sistem, apapun sistem itu. Dalam konteks tersebut ada contoh menarik yang ingin saya angkat dalam tulisan singkat ini.
Beberapa hari lalu saya berobat mata ke salah satu rumah sakit swasta langganan saya di selatan kota Jakarta.

Ketika melapor ke meja Resepsionis,  saya dipersilahkan langsung ke poli mata yang berada di lantai lain. Saya pun menuju ke poli mata dan mendaftar. Kebetulan pasien tidak banyak sehingga saya tidak perlu berlama-lama menunggu. Seusai diperiksa, saya langsung menuju apotik sambil membawa resep obat yang diberikan dokter. Seperti biasa, saya langsung menyodorkan kertas resep ke petugas di loket “penerimaan resep.”
“Bapak silahkan ambil nomor dulu,” ujar staf apotik.
“Oh.. pakai nomornya. Dimana ambil nomornya?” tanya saya agak kaget.
“Ada disana pak,” katanya lagi sambil menunjuk kearah lobi utama rumah sakit.
Saya mengiyakan dan berjalan kearah yang ditunjuknya. Agak bingung juga, dimana lokasi pengambilan nomor yang dimaksud. Akhirnya saya bertanya kepada salah satu staf rumah sakit yang lewat, dimana lokasi pengambilan nomor untuk apotik.
Ternyata lokasinya berada di tengah-tengah lobi, cukup besar. Tadinya saya sangka itu semacam papan pengumuman atau petunjuk biasa, seperti yang umumnya dipajang di perkantoran. Tapi itu adalah layar sentuh “Sistem layanan rumah sakit” (lihat gambar diatas) yang dilengkapi dengan printer mini untuk mencetak resi nomor urut. Jadi pasien yang ingin memperoleh layanan apotek, kasir dan laboratorium mesti mengambil nomor urut terlebih dahulu.
Selesai mengambil resi nomor urut, saya kembali ke staf apotek dan menyerahkan resinya.
Tapi dijawab lagi, “bapak tunggu dipanggil ya, sesuai nomor urutnya.”
Waduh malu juga, saya seperti orang ngga mengerti aturan. Saya lalu melihat ke sekeliling, apa ada papan informasi atau layar yang memberikan informasi nomor urut berapa yang sedang dilayani. Biasanya di counter teller bank ada terpampang layar monitor yang menampilkan nomor antrian yang tengah dilayani. Tapi disini tidak ada. Jadi kita harus pasang kuping baik-baik agar bisa segera maju ke loket penerimaan resep, kalau dipanggil petugas apotek.

Sambil menunggu dipanggil, saya amati dua ibu-ibu yang tertipu seperti saya karena tidak mengambil nomor urut. Sekarang saya bisa sok tau dengan menunjukkan cara mencetak resi nomor urut ke ibu-ibu tersebut.
Selesai urusan di apotik, saya tidak mau membuat ketololan lagi. Saya balik menuju panel sistem layanan rumah sakit dan memencet tombol untuk mengambil resi antrian kasir.

Tampaknya fasilitas layanan kasir jauh lebih baik. Ada 3 loket kasir dan dipojok terpajang layar monitor yang menampilkan nomor urut ketika dipanggil ke loket pembayaran. Ini mirip dengan layanan di bank-bank. Ketika giliran saya dilayani oleh kasir, terdengar seseorang menegur disamping saya. Oh, rupanya salah seorang teman kuliah saya yang menemani anak isterinya berobat. Dia lagi menggerutu karena ditolak sewaktu mau melakukan pembayaran ke kasir, karena belum mengambil nomor antrian. He he …. ternyata teman saya pun mengalami masalah yang sama.
Saya iseng bertanya ke kasir, sudah berapa lama sistem layanan baru ini diterapkan? Dijawab oleh kasir bahwa sistem ini sudah digunakan hampir 2 bulan.
“Apa tidak ada petugas yang melayani dan memberikan penjelasan ke pasien di dekat pintu masuk?” tanya saya lagi.
“Mestinya itu tanggung jawab satpam,” kata sang kasir lagi.
Dalam hati saya bertanya-tanya, kenapa urusan sosialiasi sistem layanan rumah sakit diserahkan ke satpam? Apa karena aspek efisiensi?
Tapi ya itulah apa yang saya alami. Dalam 10 menit menunggu  dan dilayani kasir, ada 2 orang lagi yang terlihat gaptek dan harus dituntun bagaimana cara mengeluarkan nomor antrian. Oh saya salah, bukan gagap teknologi (gaptek), tapi lebih pas disebut gagap prosedur (gappro).

Disini terbukti bahwa implementasi sebuah sistem yang baru bukan melulu soal teknis dan kapabilitas sistem, tapi juga menyangkut sosialisasi agar penggunanya tidak kagok dan merasa lebih nyaman. Dalam konteks rumah sakit, penggunanya mencakup karyawan, dokter dan pasien.

Belakangan saya juga memperoleh informasi bahwa di rumah sakit lain di Jakarta Selatan yang sekitar dua tahun lalu telah menerapkan layanan sistem informasi terpadu (dimana dokter poliklinik langsung menuliskan resep di komputer), kini telah kembali ke proses tradisional, menuliskan resep di kertas.
Lho kok? Ya, rupanya banyak dokter yang merasa kurang nyaman kalau menuliskan resep di layar komputer. Cara tradisionil lebih nyaman, kata teman saya. Lagi pula,  dengan pola itu pasien bisa menebus obat di apotek luar rumah sakit.

Ini satu lagi aspek non-teknis yang tampaknya luput dari perhatian perancang sistem informasi rumah sakit. Implementasi sistem informasi yang benar tidak melulu bicara soal fungsi dan fitur, tapi juga harus peduli dengan kemudahan akses dan kenyamanan penggunanya.

Sumber : http://aswilnazir.com/2012/04/06/sistem-informasi-rumah-sakit-bukan-sekedar-solusi-teknologi/

Daftar Software Sistem Informasi Kesehatan dan Farmasi Gratis

Pentingnya software sistem informasi kesehatan bagi rumah sakit atau puskesmas tidak diragukan lagi. Sistem Informasi jelas dapat meningkatkan kinerja dan manajemen menjadi lebih terorganisir. Tidak terkecuali dalam dunia kesehatan, keberadaannya dalam rumah sakit sangatlah diperlukan baik dalam pencatatan billing, rekam medis hingga data laboratorium. Mengingat pentingnya software sistem informasi kesehatan ini, muncul pertanyaan: kenapa lembaga kesehatan yang lebih kecil seperti Puskesmas, Apotek atau Klinik tidak memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan sistem informasi ini. Karena faktanya banyak sekali aplikasi/ program sistem informasi kesehatan yang bisa didapatkan secara gratis atau cuma-cuma. Sistem informasi kesehatan ini dikembangkan secara open source sehingga siapa saja bisa mengembangkan ulang sistem informasi yang sudah ada dan disesuaikan dengan kebutuhan di masyarakat kita. Selain itu, meskipun sifatnya open source tapi cakupan bidang kerja ternyata sangat luas dan lengkap dari mulai billing, riset klinik, dentistry, kesehatan publik, manajemen rumah sakit, manajemen laboratorium, hingga perawatan ambulan. Untuk lebih lengkapnya, berikut daftar software sistem informasi kesehatan dan farmasi di bawah ini:
Software Riset Klinik
OpenClinica, software ini gratis open source dan berbasis web berguna untuk manajemen data riset klinik. Anda dapat mendapatkannya pada
Situs: http://www.openclinica.org/
Caisis, berguna untuk menjembatani antara riset klinik dan prakteknya dengan identifikasi masalah melalui dokumentasi data pasien
Situs: http://www.caisis.org/
SOFA, Simulation Open Framework Architecture berguna untuk praktek riset untuk membantu mengembangkan algoritma baru dan dapat digunakan juga untuk alat prototype yang efisien.
Situs: http://www.sofa-framework.org/
Aplikasi Kedokteran Gigi
Open Dental, sebelumnya dikenal dengan free dental adalah aplikasi yang dikembangkan secara open source menggunakan pemrograman C# untuk manajemen ahli gigi.
Situs: http://www.opendental.com/
OpenMolar, program manajemen praktek dokter gigi seperti jadwal pertemuan, catatan pasien, billing, rencana perawatan dan lain-lain.
Situs: https://launchpad.net/openmolar
Software Penanggulangan Bencana dan Penyakit
RODS, atau singkatan dari Real-time Outbreak and Disease Surveillance adalah sistem pemantau kesehatan publik yang dikembangkan oleh University of Pittsburg deteksi dini dan penanggulangan wabah / penyakit.
Situs: http://openrods.sourceforge.net/
TriSano™, aplikasi pemantau kesehatan publik dan pencegahannya terhadap penyakit menular, bahaya lingkungan, serangan bioteroris dan lain-lain.
Situs: http://www.trisano.org/
Program Pencatat Sejarah Medis atau Rekam Medis
Ultimate EMR, program pencatar rekam medis yang kaya fitur dan lengkap untuk lembaga medis seperti puskesmas, apotek dan klinik.
Situs: http://www.uemr.com/
ClearHealth, aplikasi penunjang manajemen praktek kedokteran dan EMR yang dilengkapi dengan demography, penjadwalan, catatan lengkap billing, manajeman penyakit dan sebagainya
Situs: http://www.clear-health.com/
MedClipse, program EMR lainnya yang membantu manajemen agenda, billing, manajemen data administratif dan medis, pemberian resep dokter, referal dan lainnya.
Situs: http://www.medclipse.ch/
Program Manajemen Rumah Sakit
Hospital OS, Sistem Informasi Rumah Sakit untuk rumah sakit menengah dengan kira-kira 100-200 tempat tidur
Situs: http://www.hospital-os.com/en
OpenMEDIS, program medis yang simple namun fleksibel dan cukup memenuhi standar untuk mengumpulkan data dan manajemen informasi yang cukup lengkap
Situs: http://sourceforge.net/projects/openmedis/
Eureka, aplikasi yang berguna untuk manajemen shift kerja (pergantian shift kerja).
Situs: http://sourceforge.net/projects/eurekaworkshift/
OpenVista, sistem manajemen rumah sakit yang lengkap dari mulai laboratorium, radiology, Farmasi, Dokumentasi klinik, gizi, CPOE dan lain-lain
Situs: http://openvista.sourceforge.net/
Sistem Informasi Laboratorium
YaNuCa, atau Yet another Nutricion Calculator berbasis web untuk kalkulasi gizi perawatan pasien intensif.
Situs: https://savannah.nongnu.org/projects/yanuca
Bika LIMS, aplikasi ini merupakan aplikasi manajemen lab berbasis web yang lengkap
Situs: http://bika.sourceforge.net/
Sistem Informasi Manajemen Praktik (Dokter)
Elexis Praxisprogramm, program yang mendukung segala aspek praktik dokter seperti EMR, temuan lab, sekaligus akunting dan billing dan pekerjaan harian lainnya.
Situs: http://www.elexis.ch/
TORCH, aplikasi ini didesain berdasarkan “web enabled” EHR yang cocok digunakan bagi praktek perorangan.
Situs: http://sourceforge.net/projects/op-torch/
OpenTAPAS, singkatan dari Technology Assisted Practice Application Suite adalah aplikasi yang khusus dibuat untuk membantu praktek dokter yang sesuai dengan standar HL7.
Situs: http://tap-apps.sourceforge.net/
Masih banyak lagi software sistem manajemen kesehatan lainnya, untuk daftar lebih lengkap bisa dibaca pada Free Medical Software.
sumber : http://blog.finderonly.net/2014/software-sistem-informasi-kesehatan-dan-farmasi.html